KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sepanjang hidupnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sedang berziarah ke banyak ulama. Entah untuk bertukar pikiran, atau hanya sekadar berbincang santai.

“Orang tidak banyak yang tahu bahwa saya bisa melakukan empat ratus perjalanan dalam setahun untuk bertemu dengan kiai-kiai itu,” kata Gus Dur dalam buku “Gitu Aja Kok Repot! Ger-geran Gaya Gus Dur” karya Hamid Basyaib, Gus Dur.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Gus, Njenengan Dituding Kafir, Ya Gak Apa-Apa Tinggal Syahadat Ulang

Kedekatannya dengan para kiai membuatnya nyaman ketika memimpin PBNU. Bahkan, ketika Muktamar NU pada 1989 di Yogyakarta, Gus Dur banyak diserang dengan sangat tajam dalam acara pertanggungjawabannya sebagai Ketua Tanfidziyah, Gus Dur malah terpilih memimpin NU secara aklamasi.

Diplomasi tersebut adalah hasil dari ziarah kepada para kiai NU, termasuk yang berada di tempat terpencil yang nyatanya memiliki pengaruh besar. Seperti seorang kiai yang nyentrik, Kiai Wahab Sulang dari Rembang.

BACA JUGA: Detik-Detik Kota Konstantinopel Jatuh di Tangan Pasukan Turki Ottoman Pimpinan Al-Fatih

Kiai Wahab memiliki istri seorang anggota DPRD. Istri beliau termasuk paling asyik dan getol mengikuti acara-acara non-santri di pendopo kabupaten.