
KURUSETRA — Bangunan berbatu bata merah menyala itu adalah Benteng Martello di Pulau Kelor. Benteng ini dibangun Belanda pada 1850 sebagai bagian sistem pertahanan laut Kota Batavia di abad ke-18.
Pada periode tahun 1840-1880, Belanda mengembangkan sistem pertahanan Nieuwe Hollandse Waterlinie, seperti sistem pertahanan menjaga batas wilayah laut. Salah satunya dengan membangun Benteng Martello yang berfungsi sebagai benteng pertahanan sekaligus menara pengintai.
BACA JUGA: Bacaan Doa Niat Puasa Ramadhan 2022
Pemerintah Hindia Belanda saat itu memang dilanda ketakutan diserang Portugis, Inggris, dan negara-negara lain yang juga mencari rempah-rempah ke Nusantara. Karena itu, untuk mengamankan wilayah jajahannya, Belanda rela membangun sejumlah benteng di pulau-pulau terluar Kota Batavia.
Selain di Pulau Kelor, Batavia saat itu juga dilindungi tiga Benteng Martello yang tersebar di Pulau Cipir, Pulau Onrust, dan Pulau Sakit atau sekarang dikenal dengan sebutan Pulau Bidadari. Tetapi benteng di Pulau Kelor bisa dibilang yang masih bertahan secara penampilan bangunan. Tiga sisanya remuk dihantam kejamnya waktu.
BACA JUGA: Ustadz Khalid Basalamah: Umat Islam Wajib Memulai Puasa Ramadhan Bersama Pemerintah

Meski sudah menjaga dengan membangun benteng yang kokoh, Belanda pernah serangan armada Inggris ke Mutiara nanti cantik jelita dari Timur –julukan untuk Kota Batavia kala itu. Belanda yang kalah saat itu terpaksa menyerahkan Indonesia ke Inggris.
Sayangnya kondisi benteng berusia lebih dari 170 tahun ini, sudah tidak sekokoh dua abad lalu. Selain karena digerus ombak, vandalisme atau coretan, serta aksi tidak terpuji dari para pengunjung mempercepat kerusakan benteng.
BACA JUGA: Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
Batu bata benteng banyak yang rusak dan berserakan. Para pengunjung pun tidak punya adab dan etika ketika berwisata.
Contohnya ketika Kurusetra mengunjungi benteng tersebut, para pengunjung memanjat ke jendela-jendela yang letaknya dekat dengan ujung benteng. Mereka memanjat benteng dengan menginjak batu-batu bata. Tangga menuju bagian atas benteng pun sudah hancur yang kemungkinan besar karena ulah pengunjung.
BACA JUGA: Doa Setelah Sholat Tarawih dan Witir dalam Tulisan Arab, Latin, Serta Artinya
Padahal pengelola sudah memasang rambu larangan dilarang memanjat benteng. Harusnya larangan di tempat-tempat wisata lebih keras. Karena jika tidak ada tindakan tegas, keruntuhan benteng ini tinggal menunggu waktu.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> 6 Pulau di Kepulauan Seribu yang tidak Kalah Indah dari Lombok dan Bali
> Gus Baha: Rokok Haram, Tapi…
> Haramkan Bekerja di Perusahaan Rokok, Ustadz Khalid: Sampai Kapan Anda Mau Makan yang Haram
> Humor Gus Dur: Di Pesantren Santri Dilarang Merokok, Kalau Kiai Boleh
> Apa Kira-Kira Jawaban Gus Dur Soal Isu Wayang Haram?
> Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia
> Gorden Rp48 M DPR, Jadi Teringat Rasulullah yang Marah karena Gorden di Rumah Aisyah
> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik
> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia
> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
CEK DAN SIMPAN JADWAL PUASA RAMADHAN DARI KURUSETRA:

.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
