KH Abdullah Syafi’i, Ulama Betawi yang Keras kepada Pemimpin Zalim Tapi Lembut kepada anak Yatim

KH Abdullah Syafi'i. Ulama Betawi KH Abdullah Syafi'i dikenal sebagai penjaga Jakarta dari kemaksiatan.
KH Abdullah Syafi'i. Ulama Betawi KH Abdullah Syafi'i dikenal sebagai penjaga Jakarta dari kemaksiatan.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA — Salam Sedulur… Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah mengajukan RUU Sisdiknas 2022 yang berisi menghilangkan frasa "Madrasah". Banyak pihak menolak usulan tersebut, apalagi mengingat madrasah adalah tulang punggung pendidikan Indonesia, terutama untuk umat Islam dan tidak bisa dihapuskan begitu saja.

Sepanjang sejarah, banyak ulama Indonesia yang berjuang dan berdakwah dengan mendirikan madrasah. Sebut saja KH Abdullah Syafi'i, ulama Betawi yang terkenal seantero negeri. Singa Betawi ini memulai perjuangannya berdakwah lewat kandang sapi hingga akhirnya mendirikan sebuah madrasah, dan kini berubah menjadi sebuah lembaga pendidikan penting di Indonesia, As-Syafi'iyah.

Untuk mendapatkan kisah dari Kiai Syafi'i, kita perlu mendaras tulisan dari Alwi Shahab, yang memiliki kedekatan dengan beliau.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Ingin Hapus Madrasah, Panglima Jenderal Andika Izinkan Keturunan PKI Daftar TNI

Jakarta berduka, ketika siaran radio As-Syafi’iyah setelah subuh tanggal 3 September 1985 mengumumkan meninggalnya KH Abdullah Syafi’ie. Tidak lagi terdengar suara lantang ulama Betawi itu, yang sejak 1967 selalu mengumandangkan dakwahnya setiap habis Subuh.

Radio yang banyak pendengarnya itu, terus mengumandangkan ayat-ayat suci Alquran. Dengan suara lirih, penyiar mengumumkan meninggalnya almarhum dalam usia 75 tahun, pukul 00.30 saat menuju RS Islam.

Ratusan ribu warga ibu kota sejak pagi berduyun-duyun melayat ke kediamannya di Kampung Bali Matraman, Jakarta Selatan. Masjid Al-Barkah, yang dibangunnya ketika almarhum berusia 23 tahun, harus berkali-kali menampung para jamaah saat berlangsung shalat jenazah. Sementara suara takbir, tahlil, dan tahmid berkumandang.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Presiden Dimarahi Istri Ajudan, Ngapain Sih Telepon Dini Hari Ganggu Orang Tidur Aja!


Perjalanan hidup kiai kharismatik ini, rupanya sejak muda memang sudah ditakdirkan untuk tidak pernah berhenti mengajak orang mendekatkan diri kepada Allah. Seperti dituturkan putranya, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie, ayahnya pada usia 17 tahun sudah memperoleh Soerat Pemberi Tahoean : Boleh mengajar di langgar partikulir.

Pada usia remaja inilah, KH Abdullah Syafi’ie mulai berdakwah. “Dan dimulai dari kandang sapi,” kata Kiai Abdul Rasyid. Ketika itu almarhum meminta izin kepada ayahnya, H Sjafi’ie bin Sairan untuk menggunakan kandang sapi sebagai kegiatan dakwah. “Sapi dijual, kandang dibersihkan, dilapisi bilik, lalu dipakai untuk madrasah”.

BACA JUGA: Gara-Gara Presiden Gus Dur Marah, Istana Negara Hampir Dilanda Kebakaran

Tapi, begitu tawadhu-nya ulama Betawi ini. Biarpun namanya sudah tersohor, perguruan dan majelis taklimnya berkembang pesat, ia tidak menampakkan kesombongan sedikit pun. Selalu mau dekat dengan rakyat kecil.

“Saya ini kan cuma khadam (pelayan).” Itulah kalimat yang sering diucapkannya. Maksudnya, dia hanyalah pelayan untuk mengajak masyarakat mendekatkan diri kepada Allah.

Menurut KH Abdul Rasyid, ayahnya banyak mendorong generasi muda Islam untuk maju. Dengan mengajak dan memperkenalkan mereka di berbagai pengajian dan majelis taklim. Di antara dai muda yang dibinanya itu kemudian menjadi mubaligh-mubaligh handal.

Kiai Abdul Rasyid mengumpamakan ayahnya sebagai salah satu dari ulama Betawi yang ‘membabat hutan jahiliyah’. Karena ketegasannya dalam beramar makruf nahi munkar. Bahkan, pada usia muda, dengan mengendarai sepeda motor mendatangi berbagai pelosok kampung di seantero Jakarta.


Ketika gubernur Ali Sadikin pada akhir 1960-an menggelar judi hwaa hwee, Kiai Abdullah Syafi’ie habis-habisan menentangnya. Hal yang sama juga dilakukan terhadap aliran kepercayaan, yang ketika itu hendak dilegalkan sebagai bagian dari agama.

BACA JUGA: Sekarang Wayang Haram, Dulu Judi dan Prostitusi Dilegalkan

Almarhum tanpa mengenal ampun melabrak ketika RUU Perkawinan hendak disahkan, karena dianggap melanggar kaidah-kaidah agama. Menghadapi berbagai tantangan dalam berdakwah, termasuk backing-backingan, tidak membuatnya jera. Karena ia paling tidak senang melihat perbuatan zalim dan syirik.

Seperti juga ulama Betawi lainnya, almarhum tidak suka mengungkit-ngungkit apalagi harus saling bertengkar sesama umat dalam soal-soal khilafiah. Bagi beliau yang paling penting ialah bagaimana membuat orang beribadah dan bertakwa.

BACA JUGA: Mengapa Belanda Gagal Mengkristenkan Indonesia?

Dikenal sebagai orang yang berhati lembut, ia selalu berseru agar orang berpunya mau menyantuni sebagian hartanya untuk kaum dhuafa dan yatim-piatu. Dia sendiri pada 1978 membangun pesantren khusus untuk yataama dan masakin, tanpa bayar di Jatiwaringin, Bekasi.

Setidaknya, menurut KH Abdul Rasyid, sudah 350 yatim piatu yang mendapat bantuan dana dari As-Syafi’iyah. Di samping bantuan berupa beras, pakaian, dan uang kepada para dhuafa.

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Gorden Rp48 M DPR, Jadi Teringat Rasulullah yang Marah karena Gorden di Rumah Aisyah

> Humor Gus Dur: Kenek Bus Sakaratul Maut, Disuruh Baca Dua Kalimat Syahadat Ternyata Bukan Muslim

> Tradisi Jelang Ramadhan: Dari Ziarah Kubur Sampai Wajib Bawa Makanan ke Calon Mertua

> Humor Gus Dur: Dibantu Dukun Biar Menang 10-0 Malah Imbang 5-5, Bolanya Masuk ke Satu Gawang

> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik

> Humor Gus Dur: Kiai Sepuh Kelelahan Diajak Istrinya Maraton "Bunuh Orang Kafir" di Malam Pertama

> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia

> Humor Gus Dur: Diperintahkan Kiai Puasa Satu Tahun, Malah Puasa Setengah Hari

> Sujiwo Tejo: Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?

> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan

> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:M

.

CEK DAN SIMPAN JADWAL PUASA RAMADHAN DARI KURUSETRA:

Jadwal Imsak dan Sholat Lima Waktu Ramadhan 2022. Foto: Kurusetra.
Jadwal Imsak dan Sholat Lima Waktu Ramadhan 2022. Foto: Kurusetra.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.