
KURUSETRA — Salam Sedulur… Selama Ramadhan, sebagian umat Islam banyak yang melakukan ziarah ke masjid-masjid di Indonesia. Di Jakarta, sejumlah masjid tua dan bersejarah layak dan direkomendasikan untuk dikunjungi selama Ramadhan. Apa saja?
1. Masjid Al-Alam
Masjid Al-Alam di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Masjid ini dibangun oleh Fatahilah dan pasukannya untuk menyerang Portugis (1527). Ada keyakinan masyarakat di sini, bahwa Fatahillah membangun Masjid Al-Alam hanya dalam sehari.
BACA JUGA: Gara-Gara Presiden Gus Dur Marah, Istana Negara Hampir Dilanda Kebakaran
Hingga kini masjid yang terletak di tepi pantai itu tidak pernah sepi. Selalu diziarahi, lebih-lelbih pada malam Jumat kliwon. Seratus tahun kemudian (1628-1629), ketika ribuan prajurit Mataram pimpinan Bahurekso menyerang markas VOC (kini gedung museum sejarah Jakarta) para prajurit Islam ini lebih dulu singgah di Marunda guna mengatur siasat perjuangan. Bahkan, ada yang mengatakan masjid ini dibangun oleh prajurit Sultan Agung.

Selama Ramadhan, ada hal-hal istimewa yang akan kita dapati bila mengunjungi masjid-masjid tua di Jakarta. Di samping mendapatkan siraman rohani, kita akan mendapatkan pula kisah-kisah heroik perjuangan umat Islam di masa lalu.
Mencontoh fungsi masjid di masa Rasulullah SAW, nasjid tua itu, melalui para jamaahnya, telah mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda. Bahkan, pernah dijadikan sebagai markas perjuangan pada masa revolusi fisik (1945-1949) melawan NICA.
BACA JUGA: 1 Ramadhan 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa?
2. Masjid As-Salafiah
Masjid As-Salafiah di Jatinegara Kaum, dekat Pulo Gadung, Jakarta Timur. Masjid ini didirikan oleh Pangeran Ahmed Jakerta, setelah ia hijrah dari Jayakarta pada tahun 1619 akibat gempuran VOC.
Di tempat yang empat abad lalu masih terpencil dan berupa hutan belukar itu pangeran membangun masjid yang hingga kini masih diabadikan. Ini terlihat dari empat tiang utama yang terbuat dari kayu jati yang menjadi penyangganya. Sekalipun sudah delapan kali direnovasi dan diperluas, empat tiang penyanggah ini masih kita dapati.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ditanya Kapan Indonesia Bisa Makmur, Tuhan Pun Menangis

Dari Masjid As-Salafiah inilah, pangeran Jayakarta dan pengikutnya mengobarkan semangat jihad untuk terus menerus mengusik Belanda. Menurut sejarah versi Belanda, sampai 1670 Batavia tidak pernah aman dari gangguan keamanan akibat aksi gerilya tersebut.
Ketika Sultan Agung menyerang Batavia, Jatinegara Kaum kembali memegang sejarah penting. Di masjid ini kita masih mendapati makam Pangeran Ahmed Jakerta, para keluarga dan pengikutnya.
BACA JUGA: Doa Menyambut Bulan Ramadhan Agar Tentram dan Diberikan Kekuatan Iman
3. Masjid Al-Anshor
Glodok yang selalu hingar bingar apalagi saat puasa sekarang ini juga banyak memiliki masjid tua. Di Jl Pengukiran II, misalnya, terdapat masjid Al-Anshor yang didirikan oleh para pendatang dari Malabar (India) pada abad ke-17, tepatnya pada 1648.
Masjid Al-Anshor di Pekojan adalah masjid yang tertua yang masih ada di wilayah DKI Jakarta. Telah tercatat keberadaannya semenjak tahun 1648, masjid ini merupakan peninggalan orang-orang Moor di Jakarta.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Honor Kiai Tertukar dengan Sopir, Pantas Isinya Buat Naik Becak Saja Kurang
4. Masjid Kampung Baru
Masjid ini didirikan pada tahun 1748 yang kini hanya tersisa beberapa dari bangunan aslinya punya nama asli Masjid Jami Kampung Baru Inpak. Selain itu, masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Bandengan.
Masjid ini terletak di Jalan Bandengan Selatan, Pekojan, Tambora, Jakarta, di dekat Masjid Al-Anshor. Ini adalah salah satu masjid yang dibangun oleh Muslim saudagar dari India, yang digunakan untuk bepergian dan tinggal di Batavia. Masjid ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta.
BACA JUGA: Mau Diboikot dan Diharamkan, Rendang Malah Semakin Terkenal di Eropa dan Dunia
5. Langgar Tinggi
Tidak jauh dari Masjid Kampung Baru di tepi kali Angke di Jl Pekojan, Jakarta Barat, terdapat sebuah surau yang disebut Langgar Tinggi. Disebut demikian karena langgar ini agak tinggi dan berlantai dua.
Para Muslim India juga berperan dalam membangun langgar ini. Masih di kawasan Pekojan, terdapat masjid yang dibangun pada abad ke-18.
BACA JUGA: Gorden Rp48 M DPR, Jadi Teringat Rasulullah yang Marah karena Gorden di Rumah Aisyah
6. Masjid an-Nawier (Cahaya)
Masjid An-Nawier erat kaitannya dengan masjid kuno di Kraton Solo dan Banten. Ikut berperan dalam penyebaran Islam. Masih terdapat puluhan lagi masjid tua di Jakarta yang ikut berperan dalam penyebaran Islam dan mempertahankan kemerdekaan.
Masjid Jami an-Nawier berdiri sejak abad ke-18, tepatnya pada 1760. Hingga saat ini, masjid tersebut masih tegak berdiri dan menjadi kebanggaan masyarakat Jakarta. Secara kapasitas, bangunan yang terkesan megah ini dapat menampung sekitar seribu orang jamaah.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kenek Bus Sakaratul Maut, Disuruh Baca Dua Kalimat Syahadat Ternyata Bukan Muslim

Masjid ini dibangun Habib Abdullah bin Husein Alaydrus. Menurut pegiat sejarah Betawi Alwi Shahab, pada masa jayanya sang habib terkenal sebagai sosok yang kaya raya sekaligus dermawan. Kiprahnya tidak hanya tampak dalam pembangunan masjid yang berarti ‘cahaya’ (an-nawir) itu.
Sebagai contoh, tokoh keturunan Arab Hadrami itu juga menyokong pendirian madrasah modern Jamiatul Khair dan Arabitah Alawiyah. Namanya bahkan diabadikan sejak zaman kolonial Belanda sebagai nama jalan: Alaydruslaan (Jalan Alaydrus).
BACA JUGA: Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
Adapun lahan yang menjadi lokasi pembangunan masjid ini diyakini merupakan wakaf dari Syarifah Baba Kecil. Sama seperti Habib Abdullah, dirinya juga keturunan Arab Hadrami. Makamnya terletak di bagian depan area masjid tersebut.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Gorden Rp48 M DPR, Jadi Teringat Rasulullah yang Marah karena Gorden di Rumah Aisyah
> Humor Gus Dur: Kenek Bus Sakaratul Maut, Disuruh Baca Dua Kalimat Syahadat Ternyata Bukan Muslim
> Tradisi Jelang Ramadhan: Dari Ziarah Kubur Sampai Wajib Bawa Makanan ke Calon Mertua
> Humor Gus Dur: Dibantu Dukun Biar Menang 10-0 Malah Imbang 5-5, Bolanya Masuk ke Satu Gawang
> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik
> Humor Gus Dur: Kiai Sepuh Kelelahan Diajak Istrinya Maraton "Bunuh Orang Kafir" di Malam Pertama
> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia
> Humor Gus Dur: Diperintahkan Kiai Puasa Satu Tahun, Malah Puasa Setengah Hari
> Sujiwo Tejo: Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?
> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
CEK DAN SIMPAN JADWAL PUASA RAMADHAN DARI KURUSETRA:

.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
