
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA — Salam Sedulur… Bagi warga Betawi, bulan suci Ramadhan sangat mereka nantikan. Sehari menjelang Ramadhan terlihat kesibukan luar biasa di rumah-rumah. Ibu-ibu belanja lebih banyak daripada hari biasa untuk menyiapkan makan sahur. Sedang pasar-pasar diserbu para pembeli.
Ada suatu keistimewaan dalam menyambut Ramadhan yang kini sudah hampir tidak terdapat lagi. Saat itu, pada sore hari, di getek-getek di tepi sungai-sungai terlihat para ibu, khususnya gadis-gadis tengah keramas. Dengan bekemben kain batik mereka mandi dan menyiram seluruh tubuh.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Ngotot Naik Pesawat Emoh Pakai Sabuk Pengaman karena Sudah Pakai Sabuk Isi Doa
Kalau sekarang digunakan shampo untuk mencuci rambut, hingga tiap jam kita disuguhkan puluhan iklannya di televisi, dulu untuk keramas digunakan merang. Yakni, kulit gabah yang dibakar kemudian dicampur dengan buah rek-rek. Buah berbusa yang umumnya digunakan untuk menyepuh perhiasan, emas dan perak, agar mengkilat kembali. Istilah ketombe baru muncul akhir-akhir ini, yang di iklan membuat wanita dan pria dijauhi lawan jenisnya.
Di samping merang, untuk keperluan keramas ada kalanya digunakan lidah buaya. Sedang untuk memperindah dan mencegah kerontokan rambut digunakan minyak kemiri. Baunya harum dan dipakai juga oleh pria.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ibu-Ibu Suka Riya Ibadah Ditanya Bule Soal Salad, Dijawab Saya Sholat 5 Kali Sehari
Minyak kemiri yang terkenal kala itu cap Dua Anak, keluaran Thio Tek Tjoe, seorang sinshe yang buka praktek di depan bioskop Kramat (Grand). Sampai awal 1950-an, sinshe ini tiap hari didatangi ratusan pasien, terutama anak-anak untuk berobat. Maklum kala itu dokter belum banyak.
Mandi dan keramas punya motif pembersihan lahir dan batin dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Begitu telitinya mereka keramas hingga digosok-gosokkan ke ubun-ubun supaya air meresap sampai ke pori-pori.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Tradisi Jelang Ramadhan: Dari Ziarah Kubur Sampai Wajib Bawa Makanan ke Calon Mertua
> Humor Gus Dur: Dibantu Dukun Biar Menang 10-0 Malah Imbang 5-5, Bolanya Masuk ke Satu Gawang
> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik
> Humor Gus Dur: Kiai Sepuh Kelelahan Diajak Istrinya Maraton "Bunuh Orang Kafir" di Malam Pertama
> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia
> Humor Gus Dur: Diperintahkan Kiai Puasa Satu Tahun, Malah Puasa Setengah Hari
> Sujiwo Tejo: Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?
> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
