Polemik Minuman Dinner Presiden Prabowo Saat Menjamu Macron, Ini Dampak Mengerikan Alkohol Bagi Kesehatan

Presiden RI Prabowo Subianto saat bersulang dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Presiden RI Prabowo Subianto saat bersulang dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

KURUSETRA, Salam Sedulur… Presiden Prabowo Subianto dirumorkan menenggak alkohol ketika bersulang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron saat jamuan makan malam. Istana Kepresidenan menyebut minuman yang dipakai untuk bersulang bukan alkohol tetapi sari apel.

“Kami informasikan bahwa yang diminum beliau adalah sari apel. Istana tidak menyediakan minuman beralkohol,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, dalam keterangan resminya, Jumat, 30 Mei 2025.

Keterangan dari Istana tersebut seharusnya bisa menghilangkan prasangka negatif terhadap Presiden Prabowo. Sebab, seperti kita tahu, selain hukumnya haram dalam agama Islam, minuman alkohol juga memiliki dampak negatif dari segi kesehatan.

BACA JUGA: Mitos atau Fakta, Candi Borobudur yang Dikunjungi Presiden Prabowo dan Macron Buatan Nabi Sulaiman?

Minuman alkohol menjadi salah satu satu faktor utama penyebab banyak penyakit jika rutin dikonsumsi. Salah satu penyakit yang kemungkinan bisa didapatkan peminum alkohol menurut Dokter Spesialis Bedah dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Ridho Ardhi Syaiful Sp.B, Subsp. BD(K) adalah mempercepat kerusakan hati.

Dokter Ridho menuturkan, orang yang terbiasa minum 1-2 botol alkohol setiap hari berisiko tinggi mengalami gangguan hati yang berujung pada sirosis. Ketika hati mengalami sirosis, bentuknya menjadi tidak normal dengan permukaan yang penuh luka, menyebabkan fungsi hati terus menurun.

"Jadi orang yang minum alkohol 1-2 botol sehari, itu beresiko untuk jadi keganasan hati, hatinya beresiko rusak," kata dokter Ridho dalam diskusi daring, Jumat (11/5/2025).


Pola hidup yang tidak sehat seperti konsumsi makanan berlemak tinggi dan minim aktivitas fisik juga dapat memperparah kondisi ini. Banyak orang yang tanpa sadar mengalami perlemakan hati akibat gaya hidup yang kurang sehat, yang kemudian berisiko berkembang menjadi keganasan hati.

Sayangnya, banyak kasus kanker hati baru terdeteksi secara kebetulan, misalnya saat seseorang menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan ditemukan massa mencurigakan di hati melalui USG. Jika sudah ditemukan nodul atau benjolan, langkah berikutnya adalah pemeriksaan lebih lanjut dengan CT scan atau MRI untuk memastikan apakah sel tersebut bersifat ganas.

"Kalau seandainya ada masalah pada hati dan hati tidak bisa kompensasi lagi, dia turun semua fungsinya. Dia jadi kuning, diabetesnya jadi pucat, kemudian berat badan tiba-tiba turun, karena dia tidak bisa memproduksi protein tubuh, imunitasnya turun, cepat mudah sakit, perutnya buncit," ungkap Ridho.

BACA JUGA: Ketika Prabu Siliwangi Dilantik Jadi Raja Pajajaran

Di negara-negara maju seperti Jepang, pendekatan dalam mendeteksi kanker hati lebih agresif, dengan kombinasi berbagai metode skrining untuk menemukan tanda-tanda awal sebelum penyakit berkembang lebih lanjut.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol, menjaga pola makan sehat, dan rutin berolahraga adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan hati.

Bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti Hepatitis atau perlemakan hati, pemantauan rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi adanya gangguan sejak dini. Adapun, hati, sebagai organ terbesar dalam tubuh, memiliki peran vital dalam detoksifikasi, sistem imun, hingga proses pembekuan darah.

Jika fungsinya terganggu, berbagai gangguan kesehatan akan muncul, seperti kulit menguning, tubuh mudah lelah, berat badan turun drastis, hingga perut yang membuncit akibat penumpukan cairan.

Kanker hati sendiri terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu 'Hepatocellular Carcinoma' (HCC) dan 'Intrahepatic Cholangiocarcinoma' (ICC), yang berasal dari sel-sel hati itu sendiri. Sayangnya, kanker hati sering kali baru ditemukan ketika kondisinya sudah memburuk.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA