Detik-Detik Rasulullah Meninggal Dunia: Masih Sempat Berdoa untuk Keselamatan Umatnya, Ummati Ummati Ummati

Rasulullah. Sebelum meninggal dunia, Rasulullah berdoa untuk umatnya.
Rasulullah. Sebelum meninggal dunia, Rasulullah berdoa untuk umatnya.

KURUSETRA — Salam Sedulur… Salah satu hari paling menyedihkan adalah hari wafatnya Rasulullah Shalallahu Alahi Wassalam pada Senin 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Abu Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi melalui Sirah Nabawiyah menjelaskan Rasulullah mulai jatuh sakit pada akhir bulan Safar tahun ke-11 Hijriah.

Istri Rasulullah, Aisyah RA mengatakan, Nabi Muhammad jatuh sakit setelah mengunjungi pemakaman para sahabat di Baqi' al Gharqadd. Beliau lalu menemui Aisyah di rumahnya. Saat itu Rasulullah meminta izin kepada istri-istri beliau agar bisa tinggal di rumah Aisyah selama sakit. Di rumah yang letaknya bersebelahan dengan Raudhah tersebutlah, Rasulullah wafat.

"Maut datang kepada Rasulullah ketika kepala Beliau berada di pangkuanku," kata Aisyah.

Sebelum mengembuskan nafas terakhir, Rasulullah sempat pingsan lalu segera tersadar. Ketika sadar pandangan Rasulullah mengarah ke atap rumah dan berkata, "Allahumma Ar-Rafiqal A'la (Ya Allah Dzat yang Maha Tinggi)." Setelah mengucapkan kalimat itu, Rasul wafat.

Saat itu, putri Rasulullah yang mendampingi beliau, Fatimah Azzahra mendapati seorang tamu datang ke rumah. Fatimah meminta maaf karena tidak mengizinkan masuk dan menemui ayahnya.

"Aku mohon maaf, tapi aku tidak bisa membiarkanmu masuk karena ayahku sedang demam," kata Fatimah seraya menutup pintu.

Setelah itu, Rasulullah bertanya kepada Fatimah. "Wahai anakku, siapa tamu itu?"

"Aku tidak tahu, Ayah. Tapi sepertinya ini pertama kalinya aku bertemu dengannya." jawab Fatimah seraya mendekat kepada ayahnya.

Rasulullah lalu menatap Fatimah dengan tatapan yang meluluhkan. "Wahai putriku, ketahuilah bahwa orang yang kamu lihat adalah yang mengakhiri kenikmatan sesaat. Dia yang memisahkan pertemuan di dunia. Dia adalah Malaikat Maut."

Mendengar itu, Fatimah tidak bisa menahan tangisnya. Lalu, Malaikat Maut mendekati Rasul.


Makam Rasulullah di Masjid Nabawi.
Makam Rasulullah di Masjid Nabawi.

Saat itu, Rasulullah menanyakan keberadaan Malaikat Jibril, Malaikat Maut memanggil Malaikat Jibril untuk menemani Rasulullah ﷺ. "Wahai Jibril, katakan padaku apa hakku di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala?" tanya RAsulullah.

Malaikat Jibril menjawab, "Wahai Rasulullah, pintu-pintu langit akan terbuka dan para malaikat sudah menantikanmu di sana. Semua pintu surga telah terbuka lebar menantikan kedatanganmu."

Meskipun mendengar kabar gembira dari Malaikat Jibril, Rasulullah masih terlihat cemas. "Mengapa engkau masih cemas seperti itu? Apakah engkau tidak bahagia mendengar kabar ini, ya Rasulullah?" tanya Malaikat Jibril yang melihat kecemasan Rasulullah.

Rasulullah kembali bertanya, "Beritahukanlah kepadaku, bagaimana nasib umatku kelak?"

Malaikat Jibril menjawab, "Jangan khawatirkan nasib umatmu, ya Rasulullah. Aku mendengar Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepadaku: 'Aku telah mengharamkan surga bagi selain umat Muhammad, hanya umatmu yang berhak memasukinya.'"

Mendengar itu, Rasul merasa sedikit tenang. Tak terasa, saat-saat kepergian sang rasul semakin dekat.

Malaikat Izrail terlihat menjalankan tugasnya. Dengan perlahan, ruh Nabi Muhammad ﷺ diambil. Tubuh beliau dibanjiri keringat. Urat-urat Rasulullah tegang. Sembari merasakan sakit yang tiada tara, Rasul berkata, "Wahai Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini."

Melihat Rasulullah ﷺ kesakitan, Malaikat Jibril hanya bisa memalingkan wajahnya. Ia tidak tega melihat beliau dalam penderitaan.

"Wahai Malaikat Jibril, apakah engkau merasa jijik melihatku sehingga kau memalingkan wajahmu?" tanya Rasul.

Malaikat Jibril menjawab, "Siapakah yang akan tega melihat kekasih Allah menghadapi ajalnya?"


 Rasulullah. Sebelum meninggal dunia, Rasulullah berdoa untuk umatnya.
Rasulullah. Sebelum meninggal dunia, Rasulullah berdoa untuk umatnya.

Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Kitab Maraqi Al-'Ubudiyyah merawikan, hingga di penghujung hidupnya, Nabi Muhammad ﷺ tetap memikirkan nasib umatnya. Bahkan, ketika merasakan dahsyatnya kematian, Rasulullah sempat berdoa untuk keselamatan umatnya.

"Ya Allah, dahsyat sekali maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. Jangan (timpakan) kepada umatku," doa Nabi Muhammad ﷺ.

Tubuh beliau semakin dingin. Bibirnya bergetar seolah ingin mengucapkan sesuatu. Ali bin Abi Thalib mendekati beliau, dan Rasulullah berbisik, "Jagalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antara kalian."

Setelah Rasulullah wafat, suara tangisan pecah. Fatimah menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ali bin Abi Thalib mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah, dan Beliau berbisik, "Ummatii, ummatii, ummatii… (Umatku, umatku, umatku…)."

Wallahu a'lam bishawab.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.