itemprop='headline'

Rumah Tempat Soekarno-Hatta Bacakan Teks Proklamasi Ternyata Sudah Rata dengan Tanah

Rumah tempat Soekarno-Hatta bacakan teks proklamasi di Jalan Proklamasi No 56.
Rumah tempat Soekarno-Hatta bacakan teks proklamasi di Jalan Proklamasi No 56.

KURUSETRA — Salam Sedulur… Rumah Bung Karno tempat diproklamirkannya kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur (kini Jl Proklamasi) 56, Jakarta Pusat sudah tak lagi tersisa.

Rumah tersebut berada di kawasan Monumen Proklamator Soekarno-Hatta dan ditandai dengan Tugu Petir di ataas tiang setinggi 17 meter. Tugu ini berbentuk linggis dengan lambang petir di puncaknya yang melambangkan gerak pembangunan. Petirnya melambangkan geleger proklamasi ke seluruh pelosok tanah air dan dunia.

Dibongkarnya rumah Bung Karno pada tahun 1961 sudah merupakan kenyataan yang tidak bisa diubah. Sekali suatu bangunan bersejarah dihancurkan, maka hilang untuk selamanya.

.

BACA JUGA: Alasan Soekarno Ngotot Bacakan Proklamasi pada 17 Agustus 1945, karena Angka Keramat?

Situs sejarah yang otentik sebagai media untuk mengenang kembali peristiwa masa lampau yang begitu bermakna itu kini tidak ada lagi, dan kini tinggal kenangan. Hingga generasi sesudah tahun 1950-an tidak pernah lagi melihat rumah itu, termasuk Tugu Proklamasi yang aslinya, yang dibangun tahun 1946.

Sebenarnya sudah ada wacana dibangun kembali rumah Bung Karno. Pada periode 1980-an setelah kediaman Bung Karno itu dibongkar, Presiden Soeharto mengemukakan gagasannya untuk membangun monumen proklamator. Namun banyak pihak, di antaranaya Ali Sadikin, yang menginginkan agar bekas kediaman Bung Karno dibangun kembali seperti asalnya.

BACA JUGA: Soekarno Hampir Mati Ditembak Saat Sholat Idul Adha di Istana Negara

Menanggapi banyaknya usulan semacam itu, Presiden Soeharto berdalih itu sudah menjadi kehendak sejarah. Artinya, pembongkaran bangunan itu sudah terjadi, dan yang membongkar adalah Bung Karno sendiri. Maka biarkanlah.

”Padahal, kalau Presiden Soeharto menyetujui maka peristiwa itu juga akan menjadi sejarah,” kata Prof Susanto Zuhdi, dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, dalam sebuah seminar yang mendorong agar dibangun kembali rumah Bung Karno, pada 2008.

BACA JUGA: Hartini, Janda Anak Lima yang Bikin Soekarno Jatuh Cinta

Prof Susanto menilai pembongkaran itu merupakan kecelakaan sejarah (historical blunder) yang sulit dapat dimengerti. Mengapa? Bukankah peristiwa pembongkaran (1961), terjadi pada masa presiden pertama RI yang pernah mengatakan, ”Hanya bangsa yang dapat memetik pelajaran dari masa silam, dan cakap mempergunakan pengalaman-pengalamannya untuk menghadapi masa depan, yang dapat menjadi bangsa besar.” Bung Karno juga pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”

Alasan Presiden Soekarno bongkar rumah di Jalan Pegangsaan adalah…


Rumah tempat Soekarno-Hatta bacakan teks proklamasi di Jalan Proklamasi No 56.
Rumah tempat Soekarno-Hatta bacakan teks proklamasi di Jalan Proklamasi No 56.

Alasan Soekarno Bongkar Rumah di Pegangsaan Timur

Mengapa Presiden Soekarno membongkar gedung yang amat bersejarah bagi bangsa Indonesia itu? Hal ini pernah ditanyakan oleh salah seorang penulis biografi Bung Karno yang berjudul Putera Fajar, yakni Solichin Salam.

Bung Karno lalu menjawab, ”Saya lebih mengutamakan tempatnya dan bukan gedungnya. Sebab, saya taksir gedung Pegangsaan Timur (kini Jl Proklamasi) 56 itu paling lama hanya tahan 100 tahun, mungkin tidak sampai. Itu sebabnya saya suruh bongkar.”

BACA JUGA: Sate Ayam Rayakan Kemerdekaan, Mobil Limosin Rampasan untuk Kendaraan Kepresidenan

.

Menurut keterangan dari Yayasan Bung Karno, presiden pertama RI itu ingin memindahkan semangat proklamasi kemerdekaan di Monas. Peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RI agar selanjutnya diadakan di Monas yang monumental itu. Bukan di gedung proklamasi dan juga bukan di Istana. Tugu Monas, menurut Bung Karno, dirancang untuk tahan ribuan tahun seperti juga piramid di Mesir.

Ketika Bung Karno hendak membongkar kediaman yang memiliki pekarangan luas itu, banyak pihak yang menyarankan agar dijadikan sebagai museum. Banyak peristiwa penting terjadi di gedung ini, sejak saat-saat menjelang proklamasi, saat proklamasi, hingga sebelum pembongkaran 1961.

BACA JUGA: Belanda Akhirnya Akui Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, Akankah Minta Maaf?

Di rumah tersebut Presiden Soekarno melantik kabinet pertama RI…


Pembacaan Teks Proklamasi. Soekarno didampingi Hatta membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Pembacaan Teks Proklamasi. Soekarno didampingi Hatta membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Pelantikan Kabinet Pertama

Rumah yang memiliki 12 kamar tidur dengan dilengkapi garasi, serambi belakang, ruang depan, tengah dan ruang makan tersebut, sejatinya bekas kediaman warga Belanda sebagai landhuis atau semacam country house yang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 banyak dibangun di Batavia. Di rumah itulah, Presiden Soekarno melantik kabinet pertama RI, pada 4 September 1945. Kabinet presidensil ini dibentuk hanya dua hari (19 Agustus 1945) setelah proklamasi.

Saat NICA kembali datang dan mengepung Jakarta pada Januari 1946, Bung Karno, Ibu Fatmawati dan Guntur yang saat itu masih bayi mengungsi ke Yogyakarta dari rumah tersebut. Mereka naik kereta api dari stasiun yang letaknya persis di belakang rumah tersebut pada malam hari yang dipadamkan lampunya untuk menghindari kepungan NICA.

BACA JUGA: Viral Mahasiswi Beragama Kristen di Universitas Muhammadiyah Dapat Nilai A Mata Kuliah Al-Islam

.

Pada Oktober 1946 rumah tersebut menjadi tempat perundingan Linggarjati antara Indonesia-Belanda. Rumah itu juga pernah menjadi kediaman Perdana Menteri Sutan Sjahrir hingga 1948, atau saat Bung Karno pindah ke Yogyakarta.

Rumah itu pada 1960 semasa gubernur Henk Ngantung telah dijadikan Gedung Pola untuk menyiapkan program pembangunan seperti Bappenas sekarang. Namun akhir hayat bangunan tersebut terjadi pada 1961 saat Presiden Seokarno memerintahkan gedung itu dibongkar.

BACA JUGA: 4 Negara yang Benderanya Pakai Warna Merah Putih Mirip Indonesia, Apa Saja?

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Humor Gus Dur: Tak Sengaja Bercanda di Depan Uskup, Kenapa Belum Kawin, Padahal Kawin Itu Enak

> Link Download dan Instal GB WhatsApp Versi Terbaru Update April 2023, Anti-banned Kedaluwarsa

> Humor Gus Dur: 3 Presiden Indonesia Gila, Kalau Saya yang Milih yang Gila

> Humor Gus Dur: Harmoko Lempar Jumrah Batunya Balik Lagi, Dibisiki Sesama Setan Jangan Saling Lempar

> Jangan Terlalu Sibuk Mengejar Dunia, Gunung-Gunung di Mekkah Arab Saudi Sudah Menghijau

> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru: Mudah, Cepat, Gratis Update Fitur Baru

> Humor Gus Dur: Ditegur Gus Mus karena Dicium Artis Cantik, Dijawab Sampeyan Jangan Pengen

> GB WhatsApp (GB WA) Versi Januari 2023 Anti-banned, Gratis Download di Sini

> Walau Cucu Pendiri NU, Gus Dur Sebenarnya Warga Muhammadiyah

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.