Ilmuwan Dunia Sebut Muhammadiyah Ormas Islam Terbesar di Indonesia dan Dunia, Ini Buktinya

PP Muhammadiyah. Ilmuwan Sosial dunia menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

KURUSETRA — Salam Sedulur… PP Muhammadiyah selama ini disebut sebagai ormas Islam terbesar kedua di Indonesia. Ukurannya berdasarkan standar dan teori lama terkait jumlah massa. Padahal, ukuran-ukuran berdasar kuantitas (jumlah massa) dianggap mulai tidak relevan karena para ahli mulai mengukur status ‘organisasi terbesar’ berdasarkan kualitas.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyebut beberapa ilmuwan sosial telah melakukan pendefinisian kategori baru. Hasilnya Muhammadiyah disebut sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

“Boleh jadi dari aspek massa tidak sebesar yang lain, tapi dari aspek kemajuan, Muhammadiyah yang sering disebut sebagai organisasi Islam modern, reformis dan berkemajuan yang terbesar di Indonesia dan di dunia,” kata Prof Haedar dalam perayaan Milad ke-31 RS Islam Jakarta Sukapura, Rabu, 4 Mei 2023, seperti dinukil dari situs resmi Muhammadiyah.

.

BACA JUGA: Warga Muhammadiyah Memang tak Pernah Ikut Tahlilan, Tetapi Tetap Membaca Doa Tahlil

Prof Haedar beranggapan, bukti jika Muhammadiyah adalah organisasi islam modern terbesar di Indonesia dan dunia adalah saat masa pandemi Covid-19. Menurut Prof Haedar, yang disebut “bigger” tidak harus selalu jumlah, tapi juga kualitas.

“Maka para ahli mengoreksi teori-teorinya bahwa kesimpulannya, itu. Di dunia Islam memang tidak mengenal organisasi Islam seperti kita,” terangnya.

BACA JUGA: Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya

Haedar berharap setiap organ amal usaha Muhammadiyah mempertegas ciri sebagai organisasi modern, agar…


Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir

MUHAMMADIYAH ORGANISASI MODERN

Atas distingsi ini, Haedar berharap setiap organ Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang dimiliki, termasuk RS Islam Jakarta (RSIJ) Sukapura terus berbenah mempertegas ciri sebagai organisasi modern, salah satunya lewat penguatan sistem. Sebagai rumah sakit yang bertumbuh dengan fungsi pelayanan komunitas, AUM pelayanan kesehatan Muhammadiyah menurut Haedar tumbuh dari dua pintu, yakni 1) kelembagaan yang embrionya dimulai pada 1923, bahkan memikat dr. Soetomo, serta 2) kesehatan masyarakat.

“Nah bagi RSIJ Sukapura, ini jadi kekuatan, bukan jadi beban dalam perkembangan organisasi modern, ada yang disebut identitas organisasi. Nah salah satu identitas organisasi itu ada sesuatu yang distingtif dari yang lain. Dan itu bisa jadi kekuatan,” ujarnya.

BACA JUGA: Alasan Kenapa Warga Muhammadiyah tak Pernah Ikut Tahlilan

Sebagai tasyakur bi ni’mah, usaha-usaha memperkuat identitas modern, kata Haedar diperlukan bagi sebuah rumah sakit milik Persyarikatan yang telah berusia matang, 31 tahun. “Maka di usia yang ke-31 itu, tasyakur bi ni’mah kita, mari kita syukuri untuk tasyaruf ani syukri (menyalurkan kesyukuran) dengan mengkapitalisasi apa yang sudah dimiliki sekaligus mengembangkan apa yang belum kita miliki dan kita azzamkan dan menjadi cita-cita kita,” kata dia.

“Juga membangun peradaban yang rahmatan lil alamin, maju membawa berkah, bukan maju membawa fitnah. Sebab banyak negara yang maju tapi membawa bencana, perang dan lain-lain,” ucap Prof Haedar.

BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen

Muhammadiyah disebut memiliki sejumlah perbedaan dalam praktik ibadah, seperti tidak membaca doa qunut, tidak menggelar tahlilan, hingga anti ziarah kubur, benarkah?


Warga Muhammadiyah menjalankan sholat berjamaah.

Praktik Ibadah yang Berbeda

Praktik ibadah dari warga Muhammadiyah dianggap berbeda, seperti tidak membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh, tidak pernah ikut tahlilan, hingga disebut anti-ziarah kubur melekat kepada orang Muhammadiyah yang dianggap bertentangan atau paling tidak berlainan. Lantas apa alasannya?

1. Tidak Baca Doa Qunut Saat Sholat Subuh

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan Muhammadiyah tidak mempersoalkan soal penggunaan doa Qunut. “Qunut di Muhammadiyah tidak mempersoalkan qunut. Saya belum pernah menemukan di Majelis Tarjih Muhammadiyah menfatwakan qunut bidah, kecuali wahabi. Tak pernah saya temukan (fatwa bidah soal doa qunut dari Muhammadiyah),” kata UAH dalam satu ceramahnya.

Bahkan faktanya saat sholat berjamaah ketika imam memakai doa qunut ketika sholat subuh, jamaah di belakang tetap mengaminkan. “Ketika imamnya di depan tidak qunut makmumnya di belakang tidak perlu sujud sahwi. Di tataran konsep di atas sudah selesai,” kata UAH.

Menurut UAH yang menyebabkan sering terjadinya perbedaan karena belum tuntas informasi dari atas ke akar rumput atau jamaah di bawah. “Apa yang menyebabkan informasi tidak tuntas informasi di bawah karena belum tampilnya dan disemarakannya dakwah seperti Gus Baha, Gus Qoyum, di Muhammadiyah ada kami dan teman-teman yang lain,” kata UAH.

.

BACA JUGA: Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya

Menurut UAH yang menyebabkan sering terjadinya perbedaan karena belum tuntas informasi dari atas ke akar rumput atau jamaah di bawah. “Apa yang menyebabkan informasi tidak tuntas informasi di bawah karena belum tampilnya dan disemarakannya dakwah seperti Gus Baha, Gus Qoyum, di Muhammadiyah ada kami dan teman-teman yang lain,” kata UAH.

Pendapat UAH pun diperkuat dengan pernyataan Gus Baha yang mengatakan…


Ilustrasi membaca doa. Orang Muhammadiyah tidak membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh.

Gus Baha Jelaskan Doa Qunut

Pendapat UAH pun diperkuat dengan pernyataan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha. Menurut murid Mbah Moen tersebut perbedaan fiqih tersebut adalah hal yang biasa dalam Islam.

BACA JUGA: Halal Darah Warga Muhammadiyah, Gus Baha: Perbedaan Fiqih NU dan Muhammadiyah Lumrah dalam Islam

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA ini menyebut perbedaan NU dan Muhammadiyah hanya berbeda pandangan fiqih seperti qunut dalam Sholat Subuh. Muhammadiyah, kata Gus Baha, mengikuti pendapat fiqih Imam Abu Hanifah yang tidak qunut subuh, sedangkan NU mengikuti pendapat Imam Syafi’i yang qunut subuh.

“Kita juga sepakat dengan ilmunya, kita tahu Imam Abu Hanifah itu tidak qunut, Imam Syafi’i itu qunut. Tidak qunut itu mazhabnya Imam Abu Hanifah bukan mazhabnya Mbah Ahmad Dahlan, kita (NU) qunut mazhabnya Imam Syafi’i bukan mahzhabnya Mbah Hasyim,” kata Gus Baha dalam satu ceramahnya.

BACA JUGA: Doa Qunut Sholat Subuh, Arab, Latin, dan Artinya, Mengapa Muhammadiyah tak Amalkan Qunut?

Gus Baha berpendapat, gesekan-gesekan antara NU dan Muhammadiyah karena membawa identitas dalam memandang perbedaan. Padahal menurut Gus Baha tokoh-tokoh terdahulu dua ormas mengedepankan dialog ilmu, sehingga saling memahami perbedaan.

“Dulu itu tidak ada masalah, karena semua dianalisis dengan ilmu. Sekarang pakai identitas, tidak qunut itu Muhammadiyah, yang qunut itu NU. Kan jadi repot. Dulu itu kita pengagum NU, bukan pengagum perbedaan,” ucap Gus Baha.

BACA JUGA: Gus Baha: Sampai Kiamat Pun Palestina-Israel tak Bisa Berdamai

Orang Muhammadiyah juga tidak pernah ikut tahlilan, karena…


Ilustrasi tahlilan. Warga Muhammadiyah tidak pernah ikut atau menggelar tahlilan untuk orang yang sudah meninggal dunia. Foto: Republika.

2. Tidak Pernah Ikut Tahlilan

Bagi warga Muhammadiyah menggelar acara tahlilan untuk orang yang sudah meninggal dunia, baik tahlilan hari pertama, ketiga, ketujuh, seratus, atau seribu tidak ada dalam tuntunan Rasulullah. Kalau pun ada orang Muhammadiyah yang ikut tahlilan di rumah tetangganya, biasanya akan diam saja tanpa ikut membaca doa.

“Di situlah uniknya orang Muhammadiyah, tidak tahlilan tetapi tetap bertahlil,” kata Ketua Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA.

BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen

.

Penjelasan Dr Saad disampaikan saat memberikan sambutan pada Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah yang digelar di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (27/11/2021). Perayaan milad bertema Muhammadiyah Era Disrupsi Digital ini juga disiarkan Zoom dan YouTube.

Saad menjelaskan ada dimensi religiusitas menjadi bagian penting dari gerak organisasi ini. Karena Muhammadiyah adalah al-harakah al-Islamiyah dan minal harakatil Islamiyah. “Saya sebut minal artinya mim bakdhil harakatil Islamiyah. Termasuk yang lain-lain tadi juga al-harakah al-Islamiyah,” ucap Dr Saad.

BACA JUGA: Benarkah Orang Muhammadiyah Anti Ziarah Kubur?

Keragaman di Muhammadiyah menurut Dr Saad itu unik. Sebab jika diamati, warga Muhammadiyah tidak terlalu panjang ketika wiridan dan tidak terlalu banyak membaca shalawat untuk nabi. Selain itu, kata dia, warga Muhammadiyah juga tidak melakukan tahlilan, tetapi tetap bertahlil.

“Karena hallala yuhalilu tahlilan itu artinya benar-benar membaca la illa ha ilallah,” kata dia.

BACA JUGA: Apa Itu Kristen Muhammadiyah (KrisMuha)?

Mengapa orang Muhammadiyah dianggap berbeda. Menurut Dr Saat karena warga Muhammadiyah energinya juga digunakan untuk membangun umat. “Tidak sekadar hablum minallah kuat tetapi hablum minannaasnya lemah. Keduanya kita mencoba menyeimbangkan,” kata dia.

Wujud konkretnya tentu dalam bentuk sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan dan juga pondok pesantren. “Ini bagian hablum minannaas yang dibangun terus-menerus oleh Muhammadiyah,” kata Saad menjelaskan.

BACA JUGA: Pindah ke Arab Saudi, Cristiano Ronaldo Jadi Warga Muhammadiyah?

Orang Muhammadiyah juga dianggap anti ziarah kubur, alasannya karena tradisi nyekar…


Ziarah kubur. Orang Muhammadiyah dianggap anti-ziarah kubur atau nyekar, terutama ketika menjelang Ramadhan dan Lebaran yang menjadi tradisi di Indonesia.

3. Dianggap Anti-Ziarah Kubur

Muhammadiyah disebut melarang ziarah kubur atau nyekar, terutama ketika menjelang Ramadhan dan Lebaran yang sudah menjadi tradisi di Indonesia. Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Syafiq A. Mughni mengatakan semua tudingan tersebut adalah manipulasi informasi yang mungkin sengaja disalahgunakan untuk melakukan pembelaan terhadap tradisi-tradisi yang juga mendapatkan banyak kritik.

”Tidak ada larangan ziarah kubur di Muhammadiyah dan Islam. Yang diharamkan itu bukan ziarahnya. Akan tetapi seringkali ziarah dipakai masyarakat untuk berwasilah pada yang mati,” kata Syafiq dalam Kajian Ramadhan 1438 Hijriyah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) bertema ‘Implementasi Ideologi Muhammadiyah: Tantangan Aspek Keagamaan dan Kebangsaan’.

BACA JUGA: Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

.

Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan, hukum asal ziarah kubur adalah mubah. Hadits yang menjadi dasarnya, kata Prof Syafiq adalah “kuntu nahaytukum ‘an ziyaratil qubur, ala fazuruha faiinnaha tudzakkirul maut”.

“Artinya, dulu aku melarang ziarah kubur, maka sekarang berziarahlah karena hal itu mengingatkan mati,” kata Syafiq.

BACA JUGA: KH Ahmad Dahlan KH Hasyim Asyari Bersahabat, Muhammadiyah dan NU Sebenarnya Satu Guru Satu Ilmu

Dalam kajian Ushul Fiqih, kata perintah yang datang setelah larangan sebagaimana dalam masalah ziarah kubur ini, bukanlah sesuatu yang wajib. “Al-amru ba’da al-nahyi yufidul ibahah. Artinya, sebuah perintah yang muncul setelah larangan itu menunjukkan kemubahan,” tambah Syafiq.

Dia menjelaskan, dahulu Nabi Muhammad SAW melarang ziarah kubur karena iman yang masih rentan terhadap kemusyrikan. Kemudian diperbolehkan ketika iman sudah kuat dan karena itu tidak lagi rentan,” ucap guru besar yang baru meluncurkan buku “Manifestasi Islam” itu.

BACA JUGA: Muhammadiyah dan Kiai Ahmad Dahlan tak Alergi Budaya Serta Pertunjukan Wayang

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Download GB WhatsApp Versi November 2022: Gampang, Cepat, Gratis, Nikmati Sederet Fitur Update

> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru, Legal dan Gratis Nikmati Fitur Update Terbaru

> SnapTik: Gratis Download Video TikTok tanpa Instal Aplikasi, Mudah Bebas Watermark, Kualitas HD

> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu Indonesia, Barat, Korea, Gampang dan Cepat

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Ilmuwan Dunia Sebut Muhammadiyah Ormas Islam Terbesar di Indonesia dan Dunia, Ini Buktinya

PP Muhammadiyah. Ilmuwan Sosial dunia menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

KURUSETRA — Salam Sedulur… PP Muhammadiyah selama ini disebut sebagai ormas Islam terbesar kedua di Indonesia. Ukurannya berdasarkan standar dan teori lama terkait jumlah massa. Padahal, ukuran-ukuran berdasar kuantitas (jumlah massa) dianggap mulai tidak relevan karena para ahli mulai mengukur status ‘organisasi terbesar’ berdasarkan kualitas.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyebut beberapa ilmuwan sosial telah melakukan pendefinisian kategori baru. Hasilnya Muhammadiyah disebut sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

“Boleh jadi dari aspek massa tidak sebesar yang lain, tapi dari aspek kemajuan, Muhammadiyah yang sering disebut sebagai organisasi Islam modern, reformis dan berkemajuan yang terbesar di Indonesia dan di dunia,” kata Prof Haedar dalam perayaan Milad ke-31 RS Islam Jakarta Sukapura, Rabu, 4 Mei 2023, seperti dinukil dari situs resmi Muhammadiyah.

.

BACA JUGA: Warga Muhammadiyah Memang tak Pernah Ikut Tahlilan, Tetapi Tetap Membaca Doa Tahlil

Prof Haedar beranggapan, bukti jika Muhammadiyah adalah organisasi islam modern terbesar di Indonesia dan dunia adalah saat masa pandemi Covid-19. Menurut Prof Haedar, yang disebut “bigger” tidak harus selalu jumlah, tapi juga kualitas.

“Maka para ahli mengoreksi teori-teorinya bahwa kesimpulannya, itu. Di dunia Islam memang tidak mengenal organisasi Islam seperti kita,” terangnya.

BACA JUGA: Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya

Haedar berharap setiap organ amal usaha Muhammadiyah mempertegas ciri sebagai organisasi modern, agar…


Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir

MUHAMMADIYAH ORGANISASI MODERN

Atas distingsi ini, Haedar berharap setiap organ Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang dimiliki, termasuk RS Islam Jakarta (RSIJ) Sukapura terus berbenah mempertegas ciri sebagai organisasi modern, salah satunya lewat penguatan sistem. Sebagai rumah sakit yang bertumbuh dengan fungsi pelayanan komunitas, AUM pelayanan kesehatan Muhammadiyah menurut Haedar tumbuh dari dua pintu, yakni 1) kelembagaan yang embrionya dimulai pada 1923, bahkan memikat dr. Soetomo, serta 2) kesehatan masyarakat.

“Nah bagi RSIJ Sukapura, ini jadi kekuatan, bukan jadi beban dalam perkembangan organisasi modern, ada yang disebut identitas organisasi. Nah salah satu identitas organisasi itu ada sesuatu yang distingtif dari yang lain. Dan itu bisa jadi kekuatan,” ujarnya.

BACA JUGA: Alasan Kenapa Warga Muhammadiyah tak Pernah Ikut Tahlilan

Sebagai tasyakur bi ni’mah, usaha-usaha memperkuat identitas modern, kata Haedar diperlukan bagi sebuah rumah sakit milik Persyarikatan yang telah berusia matang, 31 tahun. “Maka di usia yang ke-31 itu, tasyakur bi ni’mah kita, mari kita syukuri untuk tasyaruf ani syukri (menyalurkan kesyukuran) dengan mengkapitalisasi apa yang sudah dimiliki sekaligus mengembangkan apa yang belum kita miliki dan kita azzamkan dan menjadi cita-cita kita,” kata dia.

“Juga membangun peradaban yang rahmatan lil alamin, maju membawa berkah, bukan maju membawa fitnah. Sebab banyak negara yang maju tapi membawa bencana, perang dan lain-lain,” ucap Prof Haedar.

BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen

Muhammadiyah disebut memiliki sejumlah perbedaan dalam praktik ibadah, seperti tidak membaca doa qunut, tidak menggelar tahlilan, hingga anti ziarah kubur, benarkah?


Warga Muhammadiyah menjalankan sholat berjamaah.

Praktik Ibadah yang Berbeda

Praktik ibadah dari warga Muhammadiyah dianggap berbeda, seperti tidak membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh, tidak pernah ikut tahlilan, hingga disebut anti-ziarah kubur melekat kepada orang Muhammadiyah yang dianggap bertentangan atau paling tidak berlainan. Lantas apa alasannya?

1. Tidak Baca Doa Qunut Saat Sholat Subuh

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan Muhammadiyah tidak mempersoalkan soal penggunaan doa Qunut. “Qunut di Muhammadiyah tidak mempersoalkan qunut. Saya belum pernah menemukan di Majelis Tarjih Muhammadiyah menfatwakan qunut bidah, kecuali wahabi. Tak pernah saya temukan (fatwa bidah soal doa qunut dari Muhammadiyah),” kata UAH dalam satu ceramahnya.

Bahkan faktanya saat sholat berjamaah ketika imam memakai doa qunut ketika sholat subuh, jamaah di belakang tetap mengaminkan. “Ketika imamnya di depan tidak qunut makmumnya di belakang tidak perlu sujud sahwi. Di tataran konsep di atas sudah selesai,” kata UAH.

Menurut UAH yang menyebabkan sering terjadinya perbedaan karena belum tuntas informasi dari atas ke akar rumput atau jamaah di bawah. “Apa yang menyebabkan informasi tidak tuntas informasi di bawah karena belum tampilnya dan disemarakannya dakwah seperti Gus Baha, Gus Qoyum, di Muhammadiyah ada kami dan teman-teman yang lain,” kata UAH.

.

BACA JUGA: Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya

Menurut UAH yang menyebabkan sering terjadinya perbedaan karena belum tuntas informasi dari atas ke akar rumput atau jamaah di bawah. “Apa yang menyebabkan informasi tidak tuntas informasi di bawah karena belum tampilnya dan disemarakannya dakwah seperti Gus Baha, Gus Qoyum, di Muhammadiyah ada kami dan teman-teman yang lain,” kata UAH.

Pendapat UAH pun diperkuat dengan pernyataan Gus Baha yang mengatakan…


Ilustrasi membaca doa. Orang Muhammadiyah tidak membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh.

Gus Baha Jelaskan Doa Qunut

Pendapat UAH pun diperkuat dengan pernyataan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha. Menurut murid Mbah Moen tersebut perbedaan fiqih tersebut adalah hal yang biasa dalam Islam.

BACA JUGA: Halal Darah Warga Muhammadiyah, Gus Baha: Perbedaan Fiqih NU dan Muhammadiyah Lumrah dalam Islam

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA ini menyebut perbedaan NU dan Muhammadiyah hanya berbeda pandangan fiqih seperti qunut dalam Sholat Subuh. Muhammadiyah, kata Gus Baha, mengikuti pendapat fiqih Imam Abu Hanifah yang tidak qunut subuh, sedangkan NU mengikuti pendapat Imam Syafi’i yang qunut subuh.

“Kita juga sepakat dengan ilmunya, kita tahu Imam Abu Hanifah itu tidak qunut, Imam Syafi’i itu qunut. Tidak qunut itu mazhabnya Imam Abu Hanifah bukan mazhabnya Mbah Ahmad Dahlan, kita (NU) qunut mazhabnya Imam Syafi’i bukan mahzhabnya Mbah Hasyim,” kata Gus Baha dalam satu ceramahnya.

BACA JUGA: Doa Qunut Sholat Subuh, Arab, Latin, dan Artinya, Mengapa Muhammadiyah tak Amalkan Qunut?

Gus Baha berpendapat, gesekan-gesekan antara NU dan Muhammadiyah karena membawa identitas dalam memandang perbedaan. Padahal menurut Gus Baha tokoh-tokoh terdahulu dua ormas mengedepankan dialog ilmu, sehingga saling memahami perbedaan.

“Dulu itu tidak ada masalah, karena semua dianalisis dengan ilmu. Sekarang pakai identitas, tidak qunut itu Muhammadiyah, yang qunut itu NU. Kan jadi repot. Dulu itu kita pengagum NU, bukan pengagum perbedaan,” ucap Gus Baha.

BACA JUGA: Gus Baha: Sampai Kiamat Pun Palestina-Israel tak Bisa Berdamai

Orang Muhammadiyah juga tidak pernah ikut tahlilan, karena…


Ilustrasi tahlilan. Warga Muhammadiyah tidak pernah ikut atau menggelar tahlilan untuk orang yang sudah meninggal dunia. Foto: Republika.

2. Tidak Pernah Ikut Tahlilan

Bagi warga Muhammadiyah menggelar acara tahlilan untuk orang yang sudah meninggal dunia, baik tahlilan hari pertama, ketiga, ketujuh, seratus, atau seribu tidak ada dalam tuntunan Rasulullah. Kalau pun ada orang Muhammadiyah yang ikut tahlilan di rumah tetangganya, biasanya akan diam saja tanpa ikut membaca doa.

“Di situlah uniknya orang Muhammadiyah, tidak tahlilan tetapi tetap bertahlil,” kata Ketua Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA.

BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen

.

Penjelasan Dr Saad disampaikan saat memberikan sambutan pada Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah yang digelar di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (27/11/2021). Perayaan milad bertema Muhammadiyah Era Disrupsi Digital ini juga disiarkan Zoom dan YouTube.

Saad menjelaskan ada dimensi religiusitas menjadi bagian penting dari gerak organisasi ini. Karena Muhammadiyah adalah al-harakah al-Islamiyah dan minal harakatil Islamiyah. “Saya sebut minal artinya mim bakdhil harakatil Islamiyah. Termasuk yang lain-lain tadi juga al-harakah al-Islamiyah,” ucap Dr Saad.

BACA JUGA: Benarkah Orang Muhammadiyah Anti Ziarah Kubur?

Keragaman di Muhammadiyah menurut Dr Saad itu unik. Sebab jika diamati, warga Muhammadiyah tidak terlalu panjang ketika wiridan dan tidak terlalu banyak membaca shalawat untuk nabi. Selain itu, kata dia, warga Muhammadiyah juga tidak melakukan tahlilan, tetapi tetap bertahlil.

“Karena hallala yuhalilu tahlilan itu artinya benar-benar membaca la illa ha ilallah,” kata dia.

BACA JUGA: Apa Itu Kristen Muhammadiyah (KrisMuha)?

Mengapa orang Muhammadiyah dianggap berbeda. Menurut Dr Saat karena warga Muhammadiyah energinya juga digunakan untuk membangun umat. “Tidak sekadar hablum minallah kuat tetapi hablum minannaasnya lemah. Keduanya kita mencoba menyeimbangkan,” kata dia.

Wujud konkretnya tentu dalam bentuk sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan dan juga pondok pesantren. “Ini bagian hablum minannaas yang dibangun terus-menerus oleh Muhammadiyah,” kata Saad menjelaskan.

BACA JUGA: Pindah ke Arab Saudi, Cristiano Ronaldo Jadi Warga Muhammadiyah?

Orang Muhammadiyah juga dianggap anti ziarah kubur, alasannya karena tradisi nyekar…


Ziarah kubur. Orang Muhammadiyah dianggap anti-ziarah kubur atau nyekar, terutama ketika menjelang Ramadhan dan Lebaran yang menjadi tradisi di Indonesia.

3. Dianggap Anti-Ziarah Kubur

Muhammadiyah disebut melarang ziarah kubur atau nyekar, terutama ketika menjelang Ramadhan dan Lebaran yang sudah menjadi tradisi di Indonesia. Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Syafiq A. Mughni mengatakan semua tudingan tersebut adalah manipulasi informasi yang mungkin sengaja disalahgunakan untuk melakukan pembelaan terhadap tradisi-tradisi yang juga mendapatkan banyak kritik.

”Tidak ada larangan ziarah kubur di Muhammadiyah dan Islam. Yang diharamkan itu bukan ziarahnya. Akan tetapi seringkali ziarah dipakai masyarakat untuk berwasilah pada yang mati,” kata Syafiq dalam Kajian Ramadhan 1438 Hijriyah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) bertema ‘Implementasi Ideologi Muhammadiyah: Tantangan Aspek Keagamaan dan Kebangsaan’.

BACA JUGA: Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

.

Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan, hukum asal ziarah kubur adalah mubah. Hadits yang menjadi dasarnya, kata Prof Syafiq adalah “kuntu nahaytukum ‘an ziyaratil qubur, ala fazuruha faiinnaha tudzakkirul maut”.

“Artinya, dulu aku melarang ziarah kubur, maka sekarang berziarahlah karena hal itu mengingatkan mati,” kata Syafiq.

BACA JUGA: KH Ahmad Dahlan KH Hasyim Asyari Bersahabat, Muhammadiyah dan NU Sebenarnya Satu Guru Satu Ilmu

Dalam kajian Ushul Fiqih, kata perintah yang datang setelah larangan sebagaimana dalam masalah ziarah kubur ini, bukanlah sesuatu yang wajib. “Al-amru ba’da al-nahyi yufidul ibahah. Artinya, sebuah perintah yang muncul setelah larangan itu menunjukkan kemubahan,” tambah Syafiq.

Dia menjelaskan, dahulu Nabi Muhammad SAW melarang ziarah kubur karena iman yang masih rentan terhadap kemusyrikan. Kemudian diperbolehkan ketika iman sudah kuat dan karena itu tidak lagi rentan,” ucap guru besar yang baru meluncurkan buku “Manifestasi Islam” itu.

BACA JUGA: Muhammadiyah dan Kiai Ahmad Dahlan tak Alergi Budaya Serta Pertunjukan Wayang

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Download GB WhatsApp Versi November 2022: Gampang, Cepat, Gratis, Nikmati Sederet Fitur Update

> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru, Legal dan Gratis Nikmati Fitur Update Terbaru

> SnapTik: Gratis Download Video TikTok tanpa Instal Aplikasi, Mudah Bebas Watermark, Kualitas HD

> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu Indonesia, Barat, Korea, Gampang dan Cepat

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.