Pak AR Dituduh Wahabi, Diminta Pimpin Pengajian Malam Jumat, Malah Ajarkan Yasinan Ala Muhammadiyah

Ketika masih muda, Pak AR diminta memimpin pengajian tahlilan.
Ketika masih muda, Pak AR diminta memimpin pengajian tahlilan.

KURUSETRA — Salam Sedulur… Kultur umat Islam di Indonesia ada yang mengadakan pengajian Yasinan atau membaca Yasin setiap Kamis malam atau malam Jumat. Sebagai warga Muhammadiyah yang tidak menjalankan pengajian Yasinan dan tahlilan, KH AR Fachruddin atau yang dikenal dengan PAK AR dituding beraliran Wahabi. PAK AR pun diminta untuk memimpin pengajian tahlilan malam Jumat. Bagaimana kisahnya?

Dikisahkan Syukriyanto dalam buku berjudul "Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR", ketika masih berusia 18 tahun, Pak AR ditugaskan Muhammadiyah di Ulak Paceh, Palembang. Syukriyanto berkata ayahnya dituding sebagai Wahabi dan "dipaksa" memimpin pengajian Yasinan untuk meyakinkan jika warga Pak AR tidak anti-pengajian. Padahal, seperti diketahui warga Muhammadiyah tidak mengenal tradisi Yasinan karena disebut tidak ada tuntunannya dalam ajaran Islam.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Tahlilan?

.

Saat ditugaskan di Palembang tersebut, Pak AR muda bertemu seorang ulama terkenal dan disegani di Ulak Paceh. Ulama itu disebut sangat membenci Muhammadiyah, bahkan ia akan bersikap sinis setiap bertemu dengan warga Muhammadiyah.

Setiap ingin mengajar di sekolah, Pak AR selalu melewati rumah ulama tersebut. Tak lupa Pak AR memberi salam meski tidak pernah dijawab ulama tersebut. Namun Pak AR terus mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan ulama tersebut.

Perlahan-lahan salam Pak AR pun dijawab meski hanya dijawab dengan ucapan "salam" atau "lam". Meski demikian tidak terbesit di hati Pak AR untuk kesal.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah Sholat Subuh tidak Pakai Doa Qunut?

Sejak salamnya dijawab, Pak AR semakin semangat mengucapkan salam pada ulama tersebut. Hingga akhirnya ulama itu menjawab salam Pak AR secara lengkap, disertai senyum pula.

Pak AR pun menghentikan langkahnya dan menjabat tangan ulama itu sambil tersenyum. Selanjutnya, terjadilah pembicaraan panjang.

BACA JUGA: Halal Darah Warga Muhammadiyah, Gus Baha: Perbedaan Fiqih NU dan Muhammadiyah Lumrah dalam Islam

Ulama itu menegur dan tidak percaya Pak AR yang orang Muhammadiyah baik hati…


Pak AR diajak ke pengajian malam Jumat atau pengajian tahlilan.
Pak AR diajak ke pengajian malam Jumat atau pengajian tahlilan.

DIAJAK MEMIMPIN PENGAJIAN YASINAN

Saat Pak AR menjabat ulama tersebut terjadilah perbincangan. ”Apa guru orang Muhammadiyah (di Ulak Paceh, Pak AR biasa dipanggil dengan sebutan guru)?” tanya ulama tersebut.

“Ya, saya orang Muhammadiyah yang pernah belajar di Darul Ulum Muhammadiyah Yogyakarta,” jawab Pak AR.

BACA JUGA: Gus Baha: Andai Tahlilan Baik Pasti Dilakukan Sahabat, Gak Mungkin Kan Sahabat Nahlili Nabi Muhammad

.

“Jadi guru benar-benar orang Muhammadiyah?” tanya ulama.

“Ya, saya orang Muhammadiyah,” tegas Pak AR.

“Lha, kok baik?" balas Ulama keheranan.

“Siapa bilang orang Muhammadiyah tidak baik?” Pak AR tersenyum.

“Ya, kata orang-orang, Muhammadiyah itu Wahabi, suka mengubah agama dan mengafirkan orang lain,” ucap ulama tersebut.

BACA JUGA: Warga Muhammadiyah Diancam Dibunuh, Teringat Persahabatan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari

“Itu kan kata orang-orang. Tapi Angku kan sudah melihat sendiri saya ini orang Muhammadiyah, bukan hanya kata orang-orang,” kata Pak AR bercanda.

“Kalau begitu, besok malam Jum’at, guru saya undang Yasinan. Bagaimana?” pinta ulama.

“Baik, Insya Allah,” Pak AR menyanggupi, meski sedikit bingung karena merasa tak pernah diajari Yasinan.

BACA JUGA: 9 Alasan Mengapa Muhammadiyah Gunakan Hisab Ketimbang Pakai Rukyat NU dan Pemerintah

Pak AR kemudian datang memenuhi janjinya di pengajian Yasinan, ketika itu…


Pak AR ajarkan mengaji Yasinan dengan cara Muhammadiyah.
Pak AR ajarkan mengaji Yasinan dengan cara Muhammadiyah.

MENGAJAR YASIN ALA MUHAMMADIYAH

Awalnya Pak AR sempat kebingungan menanggapi ajakan ulama tersebut. Salah satu kekhawatiran adalah jika disurun memimpin Yasinan karena ia belum pernah ikut dan belum tahu prosesi Yasinan.

Namun Pak AR punya ide. Tibalah malam Jumat yang dijanjikan, Pak AR menghadiri undangan Yasinan dari ulama dan umat Islam di kampung tersebut.

BACA JUGA: Muhammadiyah Sering Lebaran Duluan, Gus Dur: NU dan Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah

.

Kekhawatiran Pak AR pun menjadi kenyataan. Pak AR diminta memimpin Yasinan di pengajian tersebut. Namun Pak AR menanggapi permintaan itu dengan tenang.

“Selama ini Yasinan-nya seperti apa?” tanya Pak AR pada jamaah.

“Ya, seperti biasa,” jawab hadirin.

“Jadi bapak-bapak sudah bisa dan hafal semua?”

“Ya, sudah hafal," jawab jamaah.

“Baiklah, kalau begitu sekarang kita Yasinan model baru supaya kita punya pengalaman baru. Setuju?” tanya Pak AR.

“Setuju!” jawab hadirin kompak.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah Shalat Tarawih 11 Rakaat Bukan 23 Rakaat Seperti Warga NU?

Dibacalah ayat pertama, dan salah seorang diminta untuk mengartikan. “Kalau tidak bisa akan saya bantu,” kata Pak AR.

Usai mengartikan, Pak AR menjelaskan apa itu Surah Yasin yang sering dibaca, apa arti dan maksud ayat-ayatnya. Jamaah pun menganguk-angguk.

BACA JUGA: Ustadz Adi Hidayat: Meski Sholat tak Pakai Doa Qunut, Muhammadiyah tak Fatwakan Qunut Bidah

Walau malam itu hanya satu atau dua ayat yang dibaca dan dibahas, para jamaah Yasinan puas dengan "Yasinan model Muhammadiyah". Bahkan ada permintaan agar dilanjutkan saat Yasinan mendatang.

“Bagi saya, terserah hadirin saja. Tentunya keputusan ada pada tetua kita Al-Mukarom Angu Ulama,” balas Pak AR sembari menebar senyum.

BACA JUGA: Download dan instal GB WA 2023 (GB WhatsApp Terbaru) di Sini Gratis, Dapatkan Banyak Fitur Canggih

Anehnya, ulama itu menyetujuinya. Meski begitu, untuk lebih baiknya, Pak AR meminta agar pelaksanaannya diselang-seling. Pada Jumat malam gasal, Yasinan model lama dipimpin Angku Ulama; sedangkan pada Jumat malam genap Yasinan model baru diisi oleh Pak AR.

Lama kelamaan, sang ulama menyerahkan tanggung jawab pada Pak AR sebagai pemimpin Yasinan. Selanjutnya, Yasinan tidak lagi berlangsung seperti hari-hari sebelumnya, melainkan berganti sebagai pengajian tafsir Alquran..

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
>
Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> GP Ansor Bantah Anggota Banser Lecehkan Tsamara Amany: Fotonya Dicatut

> Humor Gus Dur: Pastor Lega Dikira Gak Jadi Diterkam Harimau, Ternyata Harimaunya Lagi Baca Doa Makan

> Sempat Tantang Novel Bamukmin Duel, Denny Siregar: Gak Jadi Deh, Gw Males Bulan Puasa Berantem

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.