
KURUSETRA — Salam Sedulur… Sebuah helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono dan tujuh orang lainnya kecelakaan dan mendarat darurat di kawasan hutan Tamiai, Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi. Bicara kawasan Kerinci, ada satu legenda di masyarakat yang sampai sekarang masih lestari yakni legenda orang pendek atau yang sering disebut Uhang Pandak.
Uhang Pandak adalah salah satu misteri sejarah alam terbesar di Sumatra, khususnya wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Uhang Pandak dipercaya sebagai manusia kerdil yang hidup ratusan tahun di Jambi.
BACA JUGA: Cindaku, Legenda Manusia Harimau Penjaga Gunung Kerinci
Cerita tentang Uhang Pandak yang dipercaya sudah dilihat banyak orang, memancing ahli binatang (Zoologi) untuk mendaftarkan laporan kera misterius ini di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat. Laporan ini sudah sejak ada lebih dari 150 tahun lantaran Uhang Pandak diceritakan pernah ditangkap masyarakat dengan memakai sebuah jebakan. Namun hingga kini Uhang Pandak belum teridentifikasi oleh ilmuwan karena belum ditemukan bukti-bukti empiris.
Dalam cerita legendanya, Uhang Pandak disebut bertinggi badan sekitar 4-5 kaki. Mereka memiliki bahu lebar dengan legang berotot yang panjang. Uhang Pandak juga berjalan tegak seperti manusia. Namun, seluruh tubuh Uhang Pandak ditutupi rambut gelap atau bercorak madu dan kepalanya ditumbuhi rambut panjang. Sama seperti legenda Suku Mantek di Aceh, Uhang Pandak tinggal di hutan, tetapi bukan orang utan.
BACA JUGA: Gus Baha Ungkap Penyebab Gesekan NU dan Muhammadiyah
Cerita Uhang Pandak pertama kali ditemukan dalam catatan sejarah Marco Polo…

MARCO POLO BERTEMU UHANG PANDAK
Cerita Uhang Pandak pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah gambar jejak, Marco Polo pada 1292 saat singgah ke Sumatra. Dalam catatannya, Marko Polo menjelaskan tentang penampakan sosok yang sekarang dikenal dengan sebutan orang pendek berkaki terbalik.
"Sesungguhnya ada semacam monyet di sini yang ukurannya sangat kecil dan berwajah seperti manusia, jadi manusia itu mengambil beberapa ekor monyet ini dan menggunduli seluruh bulu mereka dengan sejenis salep," tulis Marco Polo, dalam catatannya yang dinukil dari buku Sumatera Tempo Doeloe, karya Anthony Reid.
BACA JUGA: Gus Baha Ditanya Kiai Sepuh: Rokok Haram atau tidak? Barang Haram Memang Bagusnya Dibakar
Marco berpendapat ketika itu masyarakat setempat menempelkan rambut panjang ke dagu mahkluk tersebut, sebagai pengganti jenggot, sehingga ketika monyet itu mengerut, rambut tersebut tampak tumbuh secara alami.
"Kaki, tangan, dan anggota badan lain yang tidak sesuai dengan bentuk manusia direntangkan, ditegakkan, dan dibentuk ulang dengan tangan agar menyerupai manusia," lanjutnya.
BACA JUGA: Download GB WhatsApp (GB WA) New 2023, Gratis, Gampang, Jaminan Anti-blokir
Sebagai catatatan saat itu Marco Polo menyebut Sumatra sebagai “Jawa Kecil”. Tak hanya menjelaskan soal Uhang Pandak, Marco Polo datang ke Sumatra dan menjadi saksi pendirian negara pelabuhan Islam pertama di sepanjang pantai bagian utara pulau Sumatra.
Marco Polo mampir di empat kesutanan dari total delapan kerajaan yang ada di Sumatra. Yang paling terkenal adalah cerita persinggahannya di Kerajaan Perlak, Aceh Timur. Bahkan Marco Polo terkesima dengan ragam bahasa di Sumatra yang kaya dan berbeda-beda.
BACA JUGA: Cara Login Akun Google yang Sudah Logout Lewat HP dan Laptop
Catatan Marco Polo tentang kabar Uhang Pandak memancing peneliti Eropa datang ke Jambi. Legenda Uhang Pandak pun masuk ke dalam salah satu studi Cryptozoology di mana salah satu ekspedisinya didanai National Geographic Society yang tertarik akan cerita Uhang Pandak.
Menurut "The Field Guide to Bigfoot and Other Mystery Primamates" (Anomalist Books, 2006) orang pendek atau Uhang Pandak berpotensi disebut sebagai primata. Apalagi Sumatra adalah rumah bagi orangutan, kelompok kera besar yang keberadaannya kini di ambang kritis.
BACA JUGA: Download GB WhatsApp (GB WA), Gratis Dapatkan Setumpuk Fitur Menarik dalam Satu Genggaman
Rekan penulis Loren Coleman, pendiri dan direktur International Cryptozoology Museum di Maine, mengatakan Orang Pendek atau Uhang Pandak akan sulit ditemukan. "Tampaknya di mana orangutan hidup, hampir tidak ada cerita tentang mereka [Orang Pendek]," kata Serge Wich, seorang profesor biologi primata di Liverpool John Moores University Inggris yang mensurvei orangutan di Sumatra.
Di era Hindia Belanda, keberadaan Uhang Pandak menarik banyak peneliti Eropa untuk datang ke Jambi…

KESAKSIAN BERTEMU UHANG PANDAK
Di era Hindia Belanda, salah satu kesaksian tentang keberadaan Uhang Pandak datang dari Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Van Heerwarden adalah seorang zoologi saat itu sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat dan mencatat bertemu dengan beberapa makhluk gelap yang memiliki bulu lebat di seluruh badannya.
Van Heerwarden menggambarkan tinggi mahkluk yang diduga sebagai Uhang Pandak Tinggi seperti anak berusia 3-4 tahun. Namun bentuk wajah mereka lebih tua dengan rambut panjang sampai bahu.
BACA JUGA: Biaya Haji Naik, Humor Gus Dur: Pejabat Indonesia Lempar Jumroh, Eh Batunya Balik Lagi
“Suatu hari aku bertemu dengan beberapa makhluk yang aku yakini sebagai manusia. Warna kulitnya lebih gelap dari kebanyakan orang Melayu. Beda lainnya adalah tubuhnya yang penuh dengan bulu."
Van Heerwarden sadar, mahluk yang ditemuinya bukan primata atau pun siamang. Apalagi saat bertemu mereka berjalan tegak dengan memegang senjata seperti tombak. Sayangnya saat mengetahui keberadaan Van Heerwarden, mereka berlari masuk ke dalam hutan, melarikan diri. Setelah itu usaha Van Heerwarden menemukan mereka pun tak pernah berhasil, dan Uhang Pundak masih tetap menjadi misteri hingga kini.
BACA JUGA: Kenapa Plat Nomor Jakarta B Bukan J? Ternyata Gara-Gara Tentara Inggris Invasi Hindia Belanda
.
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Cara Login Akun Google yang Sudah Logout Lewat HP dan Laptop
> Download GB WhatsApp Terbaru 2023, Gratis Bisa Baca Pesan yang Sudah Dihapus
> SnapTik.App, Download Ribuan Video Viral TikTok, Bebas Watermark, Gratis Bisa dari HP Android
> Download Video TikTok Bebas Watermark, Gratis Pakai SssTikTok
> Savefrom.net: Download Lagu YouTube, Instagram, dan TikTok, Gratis Pakai Sepuasnya
> Arab Saudi Menghijau Disebut Tanda Akhir Zaman, Begini Jawaban Rasulullah Saat Ditanya Kapan Kiamat
> Jangan Terlalu Sibuk Mengejar Dunia, Gunung-Gunung di Mekkah Arab Saudi Sudah Menghijau
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
