
KURUSETRA — Salam Sedulur… Saban 31 Agustus wilayah yang masih jajahan Kerajaan Belanda wajib menggelar pesta perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina dari Belanda. Pada medio 1930-an, pesta perayaan digelar di Wilhelmina Park yang kini menjadi Masjid Istiqlal Jakarta. Ratusan bendera merah putih biru (bendera Belanda) menghiasi Wilhelmina Park dan Jembatan Willemlaan (Jalan Willem).
Kawasan di sekitar Wilhelmina Park saat itu disebut Weltevreden (daerah yang lebih baik). Sedangkan, pusat kota yang telah ditinggalkan Belanda di sekitar Kota dan Pasar Ikan disebut Batavia Centrum.
BACA JUGA: Misteri Terowongan Rahasia Belanda di Bawah Masjid Istiqlal Jakarta
Setiap ulang tahun raja dan ratu Belanda selalu dirayakan dengan meriah masyarakat Batavia, khususnya warga Belanda, termasuk di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Di depan Istana Rijswijk (Istana Negara), Kali Ciliwung yang kala itu masih dalam, pada malam hari, dijadikan tempat ajang pesta untuk saling berperahu hias di sungai yang kini sudah dangkal dan banyak sampah.
Willemlaan adalah nama jalan untuk mengabadikan nama Raja Willem, kakek dari Ratu Wilhelmina dan buyut Ratu Beatrix. Pada masa penjajahan, nama-nama jalan, taman, dan tempat banyak mengabadikan nama pemimpin Kerajaan Belanda.
BACA JUGA: Misteri Agama Prabu Siliwangi, Apakah Masuk Islam karena Nikahi Nyai Subang Larang?
Kelahiran Ratu Wilhelmina pada 31 Agustus 1880 juga diperingati melalui pesta Pasar Gambir (kini Monas). Pesta Pasar Gambir berlangsung selama dua minggu dan mulai dilakukan pada tahun 1898 saat ratu berusia 18 tahun. Pada peringatan itu, kantor dan sekolah diliburkan.
Lokasi Pasar Gambir semula di depan Koningsplein (kini Istana Merdeka), kemudian dipindah ke depan Balai Kota. Karena becak belum muncul dan mobil angkutan masih sangat mewah, masyarakat menggunakan delman untuk pergi ke Pasar Gambir. Pulang dari Pasar Gambir, tampaknya kurang afdal kalau tidak nenteng kerak telor.
BACA JUGA: Download Video YouTube Pakai MP3 Juice Ubah Jadi Lagu MP3 Lalu Simpan di HP: Aman, Mudah dan Cepat

Pasar Gambir yang terbuka untuk minum baik siang maupun malam digemari oleh warga Belanda di Batavia. Pasar Gambir diadakan tiap Agustus untuk memperingati Verjaardag (hari ulang tahun) Ratu Wilhelmina yang dilahirkan 31 Agustus 1880. Di samping Pasar Gambir pada 31 Agustus selalu diadakan pesta meriah bukan hanya di Batavia, tapi juga di berbagai kota dan tempat.
Belanda memang selalu memberikan penghargaan tinggi terhadapat raja atau ratunya. Di Indonesia yang menjadi negeri jajahannya, banyak nama jalan, lapangan dan tempat rekreasi dengan nama demikian.
BACA JUGA: Hilangnya Kemegahan Warisan Prancis di Kawasan Harmoni
Seperti Wilhelmina Park yang kini menjadi Masjid Istiqlal merupakan taman dan tempat rekreasi yang banyak didatangi warga Jakarta hingga 1950-an. Ketika Juliana, puteri Wilhelmina, kawin dengan Pangeran Bernard maka jembatan Kota Intan dinamakan jembatan Juliana-Bernard.
Setelah 30 tahun terhenti karena pendudukan Jepang pada 1942, gubernur Ali Sadikin menghidupkan kembali pesta tersebut pada 1972 di tempat yang sama dengan nama Pekan Raya Jakarta (PRJ). Kalau Pasar Gambir untuk memperingati hari lahir ratu Belanda, Pekan Raya Jakarta untuk memperingati hari ulang tahun Jakarta. Kini, PRJ berlangsung di bekas Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Y2Mate, Download Lagu (MP3) Gratis dari Video YouTube: Gratis, Cepat, dan Mudah tanpa Aplikasi
Pada tempo doeloe , sambutan masyarakat terhadap Pasar Gambir cukup besar. Tahun 1906, dilaporkan pengunjung mencapai 76 ribu orang. Padahal, penduduk Batavia kala itu baru sekitar 500 ribu jiwa. Rupanya, Pasar Gambir juga menyedot pengunjung dari luar kota.
.
TONTON VIDEO PILIHAN:
.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
