Kenapa Banyak Rumah, Villa, Hotel, dan Istana Buatan Belanda di Bogor? Ini Alasannya

Istana Bogor. Istana Kepresidenan di Kota Bogor dibangun era Hindia Belanda. Foto: Dok Republika
Istana Bogor. Istana Kepresidenan di Kota Bogor dibangun era Hindia Belanda. Foto: Dok Republika

KURUSETRA — Salam Sedulur… Buitenzorg yang bisa diartikan secara harfiah sebagai "kota tanpa rasa risua" sejak masa kolonial Hindia Belanda menjadi tempat favorit para bangsawan dan pejabat untuk berinstirahat. Saking kagumnya dengan keindahan Bogor, banyak orang Belanda membangun rumah peristirahatan, vila, hingga istana di kota tersebut.

Bogor bukan satu-satunya kota yang mendapatkan tempat di hati para orang Eropa. Pemerintah Hindia Belanda memberikan nama gelar bagi sejumlah kota yang mereka promosikan untuk menarik kedatangan para wisatawan mancanegara. Seperti Batavia mereka sebut Queen of the East (Ratu dari Timur); Garut, Bern of the East (Bern kota di Swiss dari Timur); atau Bandung, Parijs van Java (Paris dari Jawa).

BACA JUGA: Bogor Daerah Perbukitan, Mengapa Bisa Punya Dermaga?

.

Buitenzorg yang jaraknya hanya sekitar 60 km sebelah selatan Batavia (kota Batavia lama di Pasar Ikan) menjadi kota tujuan wisata di akhir pekan para pejabat bangsawan Eropa. Selain rumah peristirahatan, vila, istana, ada juga hotel yang cukup banyak dibangun di Kota Bogor. Contohnya seperti Hotel Salak atau Hotel Bellevue yang kini sudah tergusur. Kedua hotel tersebut berada di dekat Istana Bogor.

Dari Hotel Bellevue di kaki Gunung Salak, akan terlihat pemandangan yang paling indah. Selama bergulat dengan berbagai kesibukan di Batavia, seolah-olah hilang melihat pemandangan indah dan udara segar yang pada malam hari cukup membuat badan menggigil.

BACA JUGA: Zaman Belanda Wisata ke Puncak Bogor Harus Naik Kereta Kuda, Lewati Hutan dan Bertemu Hewan Buas

Bogor menjadi tempat favorit para pensiunan menghabiskan sisa umur…


Kota Bogor. Bogor menjadi tempat peristirahatan para bangsawan dan pejabat Belanda.
Kota Bogor. Bogor menjadi tempat peristirahatan para bangsawan dan pejabat Belanda.

BOGOR KOTA PENSIUNAN

Sampai 1960-an Bogor masih menjadi favorit kota para pensiunan. Jalan Juanda di era tersebut banyak sunyi senyap karena belum banyak bermunculan kendaraan bermotor.

Ada kisah di balik Jalan Juanda. Di jalan tersebut pernah tinggal Ibu Hartini, rondo anak limo kesayangan Soekarno. Hartini dinikahi Soekarno sebagai istri kelima. (Baca kisah cinta Soekarno-Hartini di sini: Hartini, Janda Anak Lima yang Bikin Soekarno Jatuh Cinta)

Dari Jalan Raya Juanda setelah melewati Kebun Raya, Sedulur bisa menuju ke arah Puncak. Pernahkah Sedulur membayangkan bagaimana sulitnya Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811) membangun 'Jalan Pos' di tengah-tengah medan tanjakan dengan menggunakan gerobak sapi untuk mengangkut baru-batuan dan menghancurkan bukit-bukit.

.

BACA JUGA: Sejak Masa Kolonial, Sistem Pendidikan Lebih Memihak kepada Orang Berduit

Seorang penulis Belanda pada 1912 menceritakan tamasya ke Bogor dari Batavia, suatu kebiasaan yang dilakukan warga Belanda dan orang-orang-orang kaya guna berakhir pekan menghadapi kesumpekan Kota Batavia saat musim panas.

Gubernur Jenderal Baron van Imhoff pada 1744 mengadakan ekspedisi ke daerah selatan Batavia. Di tengah perjalanan, ia terpesona oleh keindahan Kota Bogor. Gubernur Jenderal keturunan Jerman ini langsung memerintahkan pembangunan gedung untuk tempat tinggal para gubernur jenderal yang kini menjadi Istana Bogor.

BACA JUGA: Gempa Bumi Hancurkan Istana Bogor

Presiden Soekarno senang liburan akhir pekan di Bogor…


Soekarno dan istrinya Hartini. Setelah menikahi Hartini, Soekarno membawanya tinggal di Istana Bogor. Foto: Dok Republika/Tangkapan Layar.
Soekarno dan istrinya Hartini. Setelah menikahi Hartini, Soekarno membawanya tinggal di Istana Bogor. Foto: Dok Republika/Tangkapan Layar.

Soekarno Habiskan Waktu di Bogor

Seperti juga para gubernur jenderal, Presiden Sukarno juga menghabiskan akhir pekannya di Istana Bogor. Istana ini kemudian dirapikan Gubernur Jenderal Daendels.

Para gubernur jenderal ini pergi ke Bogor dengan kereta kuda yang ditarik dua sampai empat ekor kuda. Belanda juga membangun Istana Cipanas di tempat yang lebih tinggi dan letaknya di Kabupaten Cianjur.

Bung Karno, menjelang 17 Agustus, selama beberapa hari tinggal di Istana Cipanas. Di sana Soekarno membuat naskah pidato yang akan dia sampaikan di hadapan rakyat pada peringatan kemerdekaan.

.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Di Pesantren Santri Dilarang Merokok, Kalau Kiai Boleh

Bogor, kota yang begitu dibangga-banggakan dan tempat istirahat warga Jakarta, kini merupakan kota yang kemacetannya terasa hampir di seluruh penjuru kota. Bukan hanya macet, polusi udaranya sudah tidak ketolongan lagi.

Padahal, Kota Hujan ini memiliki Kebun Raya yang amat terkenal di dunia, khususnya di kalangan ahli botani. Di sini bisa ditemui koleksi dari banyak jenis tanaman langka dari berbagai penjuru dunia.

BACA JUGA: Kampung Dramaga Bogor Dulunya Pelabuhan Penting Kerajaan Pakuan Pajajaran

Tidak kurang 10 ribu jenis tanaman ada di Kebun Raya yang didirikan pada 1817. Kini, Bogor berpenduduk sekitar dua juta jiwa. Tiap hari ratusan ribu dari mereka dengan KRL dan kendaraan bermotor menyerbu Kota Jakarta, tempat mereka mencari nafkah.

.

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
>
Humor Gus Dur: Pura-Pura Tangkap Santri Pencuri Ikan Kiai, Padahal Ikut Bantuin
> 7 Menu Jagoan Nasi Padang yang Diharamkan
> Rendang Nasi Padang Makanan Terenak Nomor Satu di Dunia, Yakin Mau Diharamkan?
> Restoran Nasi Padang Ada Sejak Zaman Belanda, Kok Baru Sekarang Diharamkan
> Humor Gus Dur: Jauh-Jauh ke Eropa Makannya Rendang Nasi Padang, Kapan Spagetinya?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.