
KURUSETRA — Salam Sedulur… Salah satu praktik ibadah yang dianggap lain dari Muhammadiyah adalah tidak ada dzikir dan doa berjamaah usai sholat. Dzikir dan doa dilakukan secara sendiri-sendiri oleh jamaahnya dan tidak dengan suara keras apalagi menggunakan speaker. Maka tak heran masjid-masjid yang dikelola Muhammadiyah cenderung "sepi" sebelum atau sesudah sholat fardu.
Memang, ada banyak sekali perbindangan dan perbedaan pendapat di antara umat Islam dalam perkara dzikir berjamaah Dalam situs resminya Muhammadiyah menjelaskan, dzikir berjamaah dengan mengeraskan suara, apalagi disiarkan oleh TV, hal itu menjadi perselisihan pendapat di kalangan ulama.
Sebagian ulama memakruhkan bahkan mengharamkan dzikir yang cara pelaksanaannya seperti itu, dengan alasan berlawanan dengan isi firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Surah Al A’raf ayat 205 dan Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu. Selain itu dzikir dan doa bersama-sama usai sholat tidak pernah dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di samping juga mengganggu konsentrasi orang yang sedang shalat misalnya.
.
BACA JUGA: Benarkah Orang Muhammadiyah Anti Ziarah Kubur?
Dalam surat al-A’raf ayat 205, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [QS. al-A’raf (7): 205]
BACA JUGA: Alasan Kenapa Warga Muhammadiyah tak Pernah Ikut Tahlilan
Di dalam Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ إِرْبَعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، إِنَّكُمْ لَيْسَ تَدْعُوْنَ أَصُمَّ وَلاَ غَائِبًا، إِنَّكُمْ تَدْعُوْنَ سَمِيْعًا قَرِيْبًا وَهُوَ مَعَكُمْ.
Artinya: Hai manusia, kecilkan suaramu, sebab kamu tidak menyeru kepada orang yang tuli da jauh, melainkan kamu menyeru kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia bersamamu. [HR. Muslim]
BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen
Rasulullah bersabda yang mendapatkan naungan Allah dari panas matahari di hari kiamat adalah orang yang berdzikir dalam keadaan sunyi, karena…

Berdzikir Pelan Dapat Naungan di Hari Kiamat
Dalam hadist Rasulullah lainnya diterangkan di antara orang yang mendapat naungan Allah dari terik panas matahari di hari kiamat adalah orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sunyi sepi, sehingga mengalir air matanya. Imam asy-Syafi’i dalam kitab al-Um juz I halaman 150 menyatakan yang artinya: “Saya mengutamakan para imam dan makmum berdzikir sesudah shalat dengan suara pelan, kecuali apabila imam menghendaki supaya dzikirnya itu dipelajari makmum. Di kala yang demikian itu barulah dzikir dikeraskannya. Tetapi setelah dirasakan bahwa makmum telah mengetahui (hafal), maka kembali lagi dzikir itu dibaca pelan”.
Alasan yang dipergunakan Imam asy-Syafi’i, yaitu Surah Al-Isra’ ayat 110:
قُلِ ادْعُواْ اللّهَ أَوِ ادْعُواْ الرَّحْمَـنَ أَيّاً مَّا تَدْعُواْ فَلَهُ الأَسْمَاء الْحُسْنَى وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً
Artinya: Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman, dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al-asmaaul-husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. [QS. al-Isra’ (17): 110]
.
BACA JUGA: Alasan Warga Muhammadiyah Sholat Subuhnya tak Pakai Doa Qunut
Bagi sebagian ulama yang membolehkan dzikir berjamaah dengan suara keras, berargumentasi dengan beberapa hadits yang sebenarnya bersifat umum tidak menerangkan tentang kaifiatnya dibaca keras. Karena itu menurut Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, cara terbaik bagi kita adalah kembali kepada praktik yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ulama salaf, yaitu secara pelan-pelan dan dilakukan sendiri-sendiri.
Menurut Majelis Tarjih Muhammadiyah doa adalah ibadah. Karena itu maka jangan dimasukkan rekayasa pikiran dan model-model yang tidak ada tuntunan kaifiyatnya.
BACA JUGA: Di Hadapan Gus Dur, Ratusan Warga NU Jadi Orang Muhammadiyah Gara-Gara Sholat Tarawih
Selain tidak ada doa dan dzikir berjamaah usai sholat, orang Muhammadiyah juga disebut tidak membaca doa Qunut saat Sholat Subuh, alasannya…

Orang Muhammadiyah Sholat Subuh tak Baca Doa Qunut
Salah satu perbedaan fiqih antara orang NU dan warga Muhammadiyah adalah pemakaian doa qunut ketika sholat Subuh. Warga Muhammadiyah tidak akan membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh, sementara orang NU sudah pasti membaca doa qunut. Namun KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menyatakan perbedaan fiqih tersebut adalah hal yang biasa dalam Islam.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA ini menyebut perbedaan NU dan Muhammadiyah hanya berbeda pandangan fiqih seperti qunut dalam Sholat Subuh. Muhammadiyah, kata Gus Baha, mengikuti pendapat fiqih Imam Abu Hanifah yang tidak qunut subuh, sedangkan NU mengikuti pendapat Imam Syafi'i yang qunut subuh.
"Kita juga sepakat dengan ilmunya, kita tahu Imam Abu Hanifah itu tidak qunut, Imam Syafi'i itu qunut. Tidak qunut itu mazhabnya Imam Abu Hanifah bukan mazhabnya Mbah Ahmad Dahlan, kita (NU) qunut mazhabnya Imam Syafi'i bukan mahzhabnya Mbah Hasyim," kata Gus Baha dalam satu ceramahnya.
.
BACA JUGA: Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur
Gus Baha berpendapat, gesekan-gesekan antara NU dan Muhammadiyah karena membawa identitas dalam memandang perbedaan. Padahal menurut Gus Baha tokoh-tokoh terdahulu dua ormas mengedepankan dialog ilmu, sehingga saling memahami perbedaan.
"Dulu itu tidak ada masalah, karena semua dianalisis dengan ilmu. Sekarang pakai identitas, tidak qunut itu Muhammadiyah, yang qunut itu NU. Kan jadi repot. Dulu itu kita pengagum NU, bukan pengagum perbedaan," ucap Gus Baha.
BACA JUGA: Link Download GB WhatsApp Update Juni 2023, Gratis, Mudah, Anti-banned, Bonus Segudang Fitur Idaman
Selain tidak membaca doa Qunut ketika Sholat Subuh, warga Muhammadiyah juga tidak pernah ikut tahlilan untuk orang yang sudah meninggal, alasannya karena…

Warga Muhammadiyah tak Pernah Ikut Tahlilan
Hampir tidak pernah ditemui warga Muhammadiyah menggelar acara tahlilan untuk orang yang sudah meninggal dunia, baik tahlilan hari pertama, ketiga, ketujuh, seratus, atau seribu. Kalau pun ada orang Muhammadiyah yang ikut tahlilan di rumah tetangganya, biasanya akan diam saja tanpa ikut membaca doa.
"Di situlah uniknya orang Muhammadiyah, tidak tahlilan tetapi tetap bertahlil," kata Ketua Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA.
BACA JUGA: Alasan Warga Muhammadiyah Sholat Subuhnya tak Pakai Doa Qunut
.
Penjelasan Dr Saad disampaikan saat memberikan sambutan pada Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah yang digelar di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (27/11/2021). Perayaan milad bertema Muhammadiyah Era Disrupsi Digital ini juga disiarkan Zoom dan YouTube.
Saad menjelaskan ada dimensi religiusitas menjadi bagian penting dari gerak organisasi ini. Karena Muhammadiyah adalah al-harakah al-Islamiyah dan minal harakatil Islamiyah.
"Saya sebut minal artinya mim bakdhil harakatil Islamiyah. Termasuk yang lain-lain tadi juga al-harakah al-Islamiyah,” ucap Dr Saad.
BACA JUGA: Kapan Varian Kristen Muhammadiyah (KrisMuh) Lahir?
Keragaman di Muhammadiyah menurut Dr Saad itu unik. Sebab jika diamati, warga Muhammadiyah tidak terlalu panjang ketika wiridan dan tidak terlalu banyak membaca shalawat untuk nabi. Selain itu, kata dia, warga Muhammadiyah juga tidak melakukan tahlilan, tetapi tetap bertahlil.
"Karena hallala yuhalilu tahlilan itu artinya benar-benar membaca la illa ha ilallah," kata dia.
BACA JUGA: Marbot Masjid Dikira Gila Gara-Gara Adzan Subuh Jam 9 Pagi, Soalnya Adzan Jam 5 Masjid Sepi
Mengapa orang Muhammadiyah dianggap berbeda. Menurut Dr Saat karena warga Muhammadiyah energinya juga digunakan untuk membangun umat. "Tidak sekadar hablum minallah kuat tetapi hablum minannaasnya lemah. Keduanya kita mencoba menyeimbangkan," kata dia.
Wujud konkretnya tentu dalam bentuk sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan dan juga pondok pesantren. "Ini bagian hablum minannaas yang dibangun terus-menerus oleh Muhammadiyah,” kata Saad menjelaskan.
Dengan sejumlah "perbedaan" tersebut, belakangan muncul istilah Kristen Muhammadiyah, apa itu?

Kristen Muhammadiyah (KrisMuh)
Muhammadiyah menjadi buah bibir dalam sepekan terakhir menyusul munculnya varian Kristen Muhammadiyah (KrisMuha). Namun sebelum heboh soal Kristen Muhammadiyah, ormas islam Nahdlatul Ulama (NU) sudah lebih dahulu memperkenalkan istilah NU Cabang Nasrani.
Kristen tetapi Muhammadiyah atau NU tetapi Nasrani? Begitu pertanyaan berbasis logika yang mungkin muncul ketika mendengar atau membaca frasa Kristen Muhammadiyah dan NU Cabang Nasrani. Persamaan dari istilah unik dari dua organisasi Islam besar di Indonesia itu lebih bernada "promotif" dari suatu fakta sosiologis menyejukkan mengenai relasi antaragama di Indonesia. Bisa dibilang kedua istilah tersebut adalah ekspresi kegembiraan dari hubungan antara umat Islam dengan pemeluk agama lain –direpresentasikan oleh Kristen–, yang sangat cair alias jauh dari ketegangan.
BACA JUGA: Kapan Varian Kristen Muhammadiyah (KrisMuh) Lahir?
.
Seperti Sedulur tahu, dalam beberapa ilmu fiqih, warga Muhammadiyah dan NU kerap berbeda jalan. Muhammadiyah lahir sebagai gerakan tajdid atau pembaruan dan pemurnian mengusung misi utama membersihkan tauhid umat Islam. Muhammadiyah datang untuk membersihkan tauhid umat dari penyakit takhayul, bid'ah, dan kurafat (TBC). Sementara NU yang merupakan gerakan tradisionalis mengambil jalan yang lebih akomodatif terhadap praktik ibadah yang kerap bercampur dengan tradisi di masyarakat, khususnya Jawa, Hindu, dan Budha.
Contoh perbedaan yang melahirkan diskusi alot adalah praktik tahlilan dan tradisi nyekar ketika menjelang Ramadhan atau Lebaran yang merupakan praktik umum dalam tradisi NU. Sementara warga Muhammadiyah tidak mengenal tahlilan dan tidak mengkhususnya nyekar atau ziarah kubur menjelang Ramadhan atau Idul Fitri.
BACA JUGA: Asal Usul Tradisi Tahlilan dan Yasinan di Malam Jumat, Cara Wali Songo Dakwahkan Islam di Tanah Jawa
Contoh lain adalah penggunaan doa Qunut ketika sholat Subuh. Orang NU menganggap Sholat Subuh harus membaca doa Qunut, sementara warga Muhammadiyah tidak mengamalkan doa Qunut.
Munculnya Kristen Muhammadiyah dianggap provokatif bagi sebagian pihak, karena dinilai bisa menggoyangkan azas paling dasar dari misi dakwah Muhammadiyah sebagai gerakan tauhid. Pasalnya, Kristen Muhammadiyah terkesan peleburan dari praktik sinkretis Kristen dan Muhammadiyah. Padahal, Kristen Muhammadiyah bukan varian teologis, melainkan sekadar varian sosiologis tentang munculnya fenomena siswa atau mahasiswa yang beragama Kristen tetapi bersekolah atau kuliah di sekolah atau kampus milik Muhammadiyah.
BACA JUGA: Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur

MENJELASKAN AKAR PLURALISME DI AKAR RUMPUT
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti menyampaikan, buku berjudul Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan sudah terbit pada 2009. Namun Abdul Muti mengakui tetapi kurang detail dalam hal data-data.
Kali ini, menurut Mu`ti, buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (Kompas Gramedia) telah mengalami penyempurnaan yang komprehensif. Selain itu buku tersebut juga telah diperbaiki dengan baik.
.
BACA JUGA: Halal Darah Warga Muhammadiyah, Gus Baha: Perbedaan Fiqih NU dan Muhammadiyah Lumrah dalam Islam
“Terutama pada bagian bab dua dalam buku ini dijelaskan tentang akar pluralisme dalam pendidikan Muhammadiyah di tingkat akar rumput,” kata Mu`ti.
.
> Asal Usul Tradisi Tahlilan dan Yasinan di Malam Jumat, Cara Wali Songo Dakwahkan Islam di Tanah Jawa
> Link Download GB WhatsApp, Gratis 30 Fitur Kece, Bebas Iklan, Anti-banned, Gampang Instal di HP
> Apa Itu Kristen Muhammadiyah (KrisMuha)?
> Download Lagu MP3/MP4 Gratis Pakai MP3 Juices, Mudah Unduh Video YouTube, Cepat Save di Smartphone
> Alasan Warga Muhammadiyah Sholat Subuhnya tak Pakai Doa Qunut
> Link Download GB WhatsApp Terbaru Bertebaran, Klik yang Original di Sini, Dijamin Mudah, Cepat, Puas
> Madinah Geger, Muncul Pria Berwajah dengan Usapan Malaikat di Raudah Masjid Nabawi
> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Update, Gratis dan Legal
> Download dan Instal GB WhatsApp (GB WA) dari Chrome: Gratis, Fitur-Fitur Menariknya Bikin Tersenyum
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
