
KURUSETRA — Salam Sedulur… Muktamar Muhammadiyah baru saja berakhir. Sebagai ormas Islam besar di Indonesia yang memiliki banyak ulama, tidak sedikit tokoh besar yang menjadi warga Muhammadiyah. Termasuk kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU), salah satunya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Presiden keempat Indonesia itu memang dikenal sebagai kiai NU, tetapi sejatinya Gus Dur adalah warga Muhammadiyah. Kok bisa?
Kisah itu disampaikan sahabat Gus Dur, Cak Nun. Ia menyebut sejak muda Gus Dur sudah mbeling alias nakal. Salah satu kenakalan itu membuat Gus Dur pernah tidak naik kelas yang membuatnya pindah ke Yogyakarta. Karena kepindahannya dari Jombang ke Yogyakarta, Gus Dur yang dikenal sebagai "orang dalam NU" memiliki DNA Muhammadiyah.
BACA JUGA: Apa Makna Semboyan Hidup Hiduplah Muhammadiyah, Jangan Mencari Hidup di Muhammadiyah?
Saat menyambangi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Gus Dur bercerita ia pernah tinggal selama tiga tahun di Kauman pada 1954 sampai 1957. Saat itu Gus Dur bergaul dengan anak-anak muda di sana.
“Saya dulu tinggal di rumah Pak Djunaedi, kalau panggilannya ya Pak Joned,” kata Gus Dur kala itu yang disambut tawa hadirin Masjid Gedhe Yogyakarta, Jumat, 18 Februari 2000 sebagaimana dalam Reportase Majalah SM No 5 tahun itu.
BACA JUGA: Kisah Pak AR Dituduh Wahabi, Eh Malah Mengajar Yasinan Cara Muhammadiyah
Selama tiga tahun di Kauman…

GUS DUR BELAJAR DENGAN ULAMA MUHAMMADIYAH
Selama tiga tahun di Kauman, Gus Dur menimba ilmu di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Negeri di Gowangan Yogyakarta. “Mau tahu kenapa saya sekolah di Yogya, biasa karena tidak naik kelas,” kata Gus Dur berkelakar yang membuat tawa jamaah Masjid Kauman kala itu.
Karena kepindahannya ke Yogyakarta itu pula, Gus Dur sempat berguru kepada ulama-ulama Muhammadiyah. Meski ia sendiri adalah cucu dari pendiri NU, KH Hasyim Asyari. “Saya juga mengaji kepada Kiai Maksum Abu Hasan, Mbah Hana, dan Pak Basyir,” katanya.
BACA JUGA: Maulid Nabi Muhammad Disebut Bidah Dhalalah, Bagaimana Pendapat Muhammadiyah?
Ketiga ulama Muhammadiyah, Pak Basyir merupakan ayah dari KH Ahmad Azhar Basyir, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebelum H Muhammad Amien Rais. Sedangkan Mbah Hana adalah Direktur Madrasah Mualimat Muhammadiyah Yogyakarta kala itu.
Gus Dur menegaskan NU dan Muhammadiyah sengat dekat. Karena itu, menurut Gus Dur jika ada yang bilang Muhammadiyah dan NU berjauhan, apalagi bermusuhan, itu hanya mencari-cari saja.
BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Mudah Tertipu Dukun?
“Wong yang dipelajari saja bahannya sama kok,” kata Gus Dur yang mengaku sebagai orang Muhammadiyah yang ada di NU.
.
DENGARKAN DONGENG PILIHAN UNTUK ANDA:
.
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru: Mudah, Cepat, Gratis Update Fitur Baru
> Download Video TikTok Pakai SssTikTok, Gratis, Aman, Mudah Anti-ribet
> MP3 Juice: Gratis Download Lagu/MP3 dari YouTube, Awas Ketagihan
> Download Lagu (MP3) dari YouTube, GratisTinggal Klik Pakai Savefrom.net, Aman dan Gampang
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
