
KURUSETRA — Salam Sedulur… Di balik kerasnya sisik yang membalut untuk tubuhnya, ternyata menjadi petaka bagi Trenggiling. Satwa liar yang dilindungi ini menjadi salah satu hewan yang laku keras dalam perdagangan ilegal karena berbagai mitos, salah satunya dipercaya sebagai penambah vitalitas pria.
Mamalia bersisik ini tidak hanya banyak diburu di Indonesia, tetapi juga beberapa negara di Asia. Bahkan, sisik trenggiling disebut sebagai bahan pembuat narkotika jenis sabu-sabu.
BACA JUGA: Y2Mate: Gratis Download Video YouTube Ubah Jadi MP3, Cepat, Mudan tanpa Aplikasi
Selama 1999-2017, satu juta ekor trenggiling diburu dan diselundupkan ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri dikabarkan menjadi pemasok trenggiling terbesar dengan 193 ribu ekor yang sudah diselundupkan. Sebagian besar penyitaan yang terjadi di Indonesia (83%) menunjukkan bahwa Sumatera menjadi lokasi sumber perburuan trenggiling.
Sisik Pelindung Trenggiling merupakan famili Pholidota. Di Asia terdiri dari 4 spesies yaitu Chinese Pangolin, Indian Pangolin, Philippine Pangolin, dan Sunda Pangolin (Manis Javanica). Sunda Pangolin adalah jenis yang paling banyak tersebar di Asia Tenggara.
BACA JUGA: Soekarno Boikot Israel, Kok Bisa Pejabat Senior Indonesia Dikabarkan Bertemu Presiden Isaac Herzog
Sisik yang berguna sebagai alat berlindung dari mangsa justru menjadi senjata makan tuan. Sisik itu menjadi sasaran para pemburu, sehingga membuat trenggiling masuk dalam stasus hewan kritis.
Sebenarnya trenggiling masuk ke dalam satwa yang dilindungi sesuai Peraturan Menteri LHK Nomor 106 tahun 2018 dan sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bagi yang memburu dan membunuh trenggiling akan diberikan sanksi hukuman berupa pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.
BACA JUGA: Jagal Kambing Keturunan Hadramaut di Pekojan
Namun, tetap saja ancaman hukuman tersebut tidak menghilangkan tingginya perburuan liar. Apalagi hukuman yang didapatkan para pemburu liar tidak membuat efek jera karena hanya dihukum beberapa bulan penjara saja.

Bahan Pembuat Sabu
Sisik trenggiling yang memiliki kandungan zt aktif analgesik untuk mengatasi nyeri dipakai sebagai partikel pengikat zat pada psikotropika jenis sabu-sabu metamfetamin. Tramadol HCI juga merupakan zat aktif yang merupakan salah satu obat analgesic yang digunalan untuk mengatasi nyeri hebat akut atau kronis dan nyeri pasca operasi.
Namun hal tersebut ternyata tidak terbukti setelah dalam penelitian yang dilakukan U.S. Fish and Wildlife Service terhadap kemotipe sisik pada 104 individu trenggiling yang mewakili semua spesies, hasilnya tidak ada satu pun spesimen menunjukkan keberadaan tramadol.
BACA JUGA: Download GB WhatsApp (GB WA) Versi Terbaru: Resmi, Gratis, Lebih Kaya Fitur
Di perdagangan gelap, satu ekor trenggiling dihargai sekitar Rp2,5 juta hingga Rp6 juta. Bahkan di perdagangan gelap internasional bisa mencapai 265 dolar AS hingga 760 dolar AS per kilogram.
.
TONTON VIDEO PILIHAN:
.
JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Inggris dan Belanda Berperang untuk Perebutkan Pulau Jawa
> Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri
> Sejarah Sumpit yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan
>Tak Perlu Pakai Pawang, Begini Cara Muhammadiyah Cegah Hujan
> Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam
> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
