Germo Portugis Pasok Cabo ke Batavia, Banyak Pejabat Belanda Jadi Pelanggannya

Perbudakan dan Pelacuran. Pada abad ke-16, pelacuran dan perbudakan merajalela, hingga banyak warga Batavia yang terkena penyakit kelamin. Foto: IST.
Perbudakan dan Pelacuran. Pada abad ke-16, pelacuran dan perbudakan merajalela, hingga banyak warga Batavia yang terkena penyakit kelamin. Foto: IST.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA — Salam Sedulur… Pelacuran sudah merajelela sejak awal berdirinya kota Batavia. Akibat kurangnya jumlah wanita saat itu, bisnis pelacuran pun menggeliat.

Seperti pada cdukan suaminya, Manuel, pada polisi. Manuel memaksa Maria dan budak perempuannya untuk mencari nafkah haram dengan menerima uang lendir setiap hari.

BACA JUGA: Berburu Janda Pejabat Belanda di Batavia, Orang Tionghoa Cari PSK di Mangga Besar

Pada Agustus 1631 diketahui beberapa perempuan telah melakukan zina dengan orang-orang Cina dan Banda. Sementara sejumlah orang yang memelihara budak-budak perempuan memerintah mereka untuk melacur setiap harinya. Sementara si pemilik budak tinggal memetik penghasilan besar.

Pelacuran di Jakarta sudah dikenal sejak awal munculnya VOC. Dalam sejarah Betawi tidak dikenal pekerjaaan serupa baik pada masa pra Islam maupun di masa Islam.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Dulu Hafal Ribuan Nomor Telepon, Sekarang Saya Hanya Hafal Nomor Janda-Janda


Orang Betawi sendiri pada awalnya tidak mengenal istilah pelacur yang kemudian dilunakkan sebutannya jadi WTS (Wanita Tuna Susila) dan kini lebih diperlunak lagi jadi PSK (Pekerja Seks Komersial). Orang Betawi menyebutnya dengan cabo yang merupakan adaptasi dari bahasa Cina caibo dan moler berasal dari bahasa Portugis. Sebutan lainnya adalah kupu-kupu malam.

Seperti Mangga Besar yang berdekatan Glodok sekarang, sejak dulu tempat operasi WTS selalu dekat dengan kawasan niaga dan perhotelan. Tempat konsentrasi pelacur pertama di Batavia adalah Macao Po yang kala itu berdekatan dengan hotel-hotel di depan Stasion Beos (Jakarta kota).

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Grogi, Banser Terbalik Sebut Abdurrahman Saleh Mendarat di Bandara Abdurrahman Wahid

Lokalisasi pelacuran ini memang untuk kalangan atas alias mereka yang berkantong tebal. Karena para pelacurnya didatangkan dari Macao oleh jaringan germo Portugis dan Cina.

Seperti juga sekarang ini, banyak klub malam yang menghadirkan penghibur dan pelacur dari Hongkong, Taiwan, Filipina, dan berbagai negara lain. Di Macao Po para pejajannya adalah para petinggi VOC yang dikenal korup dan taipan atau orang berduit keturunan Cina.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
>
Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> GP Ansor Bantah Anggota Banser Lecehkan Tsamara Amany: Fotonya Dicatut

> Humor Gus Dur: Pastor Lega Dikira Gak Jadi Diterkam Harimau, Ternyata Harimaunya Lagi Baca Doa Makan

> Sempat Tantang Novel Bamukmin Duel, Denny Siregar: Gak Jadi Deh, Gw Males Bulan Puasa Berantem

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.