
KURUSETRA — Salam Sedulur… Pegiat media sosial, Ade Armando dipukuli massa di depan gedung DPR saat aksi demonstrasi 11 April 2022. Akibatnya mulai muncul narasi Islam Radikal sebagai biang keladi di balik pemukulan Ade.
Sejumlah akun penggiat media sosial, seperti Guntur Romli, Permadi Arya alias Abu Janda, dan Denny Siregar mulai memainkan narasi berbau Islam radikal. "Yang tak terduga banyak penyusup-penyusup preman-preman intoleran, radikal yang selama ini bawa-bawa agama yang tiba-tiba mengaku ingin selamatkan demokrasi," kata Guntur Romli melalui akun Twitternya @GunRomli pada Senin.
BACA JUGA: Disebut Penjilat, Cak Nun: Yang Ngundang ke PDIP Itu Mba Mega, Berarti Mba Mega yang Jilat Saya

Pihak yang melakukan penyerangan terhadap Ade Armando menurut Guntur Romli menjadi bukti preman-preman intoleran, radikal dan garis keras yang selama ini mempolitisasi agama. Guntur Romli menuding kelompok penyerang Ade adalah yang merusak demokrasi, sehingga ia meminta aparat penegak hukum menangkap pelaku pengeroyokan.
"Waktunya penegak hukum bekerja, tangkap para pelaku dan seret para penganiaya-penganiaya biadab pada Ade Armando. Jangan kasih ampun dan kasih sisa."
BACA JUGA: Profil Ade Armando yang Dipukuli di Depan Gedung DPR Saat Demo 11 April 2022
Narasi serupa disampaikan Denny Siregar. Lewat akun Twitternya @Dennysiregar7 mengunggah video pengeroyokan Ade Armando.
"Ini mirip pengeroyokan supporter Persija Haringga Sirla yang mati dikeroyok dulu. Para pengeroyok malah kumandangkan nama Tuhan untuk melampiaskan kebenciannya pada seseorang. Dan ini di bulan Ramadhan. Apakah mrk puasa ? Tidak. Kadrun itu cuma mengaku beriman.." cicit Denny.

Sebagai catatan, pada September 2018 Denny sempat dipolisikan karena diduga mengedit video pengeroyokan supporter Persija Haringga Sirla. Dalam video yang diunggahnya, ada kata-kata tauhid "lailahaillallah" yang diduga adalah editan.
"Para suporter itu menghabisi seseorang sambil berzikir "Tiada Tuhan selain Allah.." Entah apa yang ada di dalam mereka semua. Apa karena keseringan melihat ISIS menggorok manusia?" cuit Denny kala itu.
BACA JUGA: Sejarah Reog Ponorogo yang Diklaim Malaysia di UNESCO
Kepolisian yang melakukan penyelidikan kasus tersebut pun membantah adanya teriakan kalimat "Laa Ilahailallah" dalam pengeroyokan Jakmania asal Cengkareng itu. "Tidak ada, jangan membawa isu apa pun dalam kejadian ini," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Trunoyudho Wisnu Andiko, saat dikonfirmasi Republika.co.id terkait beredarnya video tersebut, Selasa (25/9/2018).

Pernyataan yang tidak kalah frontal datang dari Permadi Arya alias Abu Janda. Lewat akun Instragram @permadiaktivis2 ia membagikan video penganiayaan terhadap Ade Armando, sembari menuding pelaku pemukulan adalah kelompok yang merasa dirinya umat Islam.
“detik-detik bang @adearmando1961 dicaci maki oleh muslimah berjilbab saat puasa ramadhan.. lalu dianiaya oleh pemuda muslim saat puasa ramadhan ???? ini dilakukan oleh yang katanya "UMAT ISLAM" di bulan Ramadhan.. jadi fixed ya Radikalisme itu NYATA bukan islamophobia.”
Narasi radikalisme tidak sampai di sana. Abu Janda menuding para pelaku adalah sel tidur ISIS. Hanya saja, mereka tak main sembelih karena takut penjara. Permadi pun tak ragu jika pemukulan tersebut merupakan wujud asli umat Islam.
“Wujud ASLI yang katanya "UMAT ISLAM".. aniaya dosen kakek2 umur 60 saat puasa Ramadhan sambil teriak "Laa ilaha illallah!' ???? ini yang BNPT maksud dengan "SEL TIDUR ISIS". mereka anut aliran ISIS.. cuma mereka gak maen sembelih karena takut masuk penjara. Radikalisme itu NYATA, bukan islamophobia

Dosen Universitas Indonesia (UI) yang juga pegiat media sosial, Ade Armando, diketahui ikut hadir dalam aksi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta. Namun pada sekira pukul 15.50 WIB, kericuhan terjadi dan ia menjadi sasaran pukul dari sejumlah peserta.
Dalam pantauan Republika.co.id, Ade mengenakan kaos hitam bertuliskan "Pergerakan Indonesia untuk Semua" dibopong oleh petugas kepolisian. Wajahnya terlihat babak belur dan celananya terlihat sudah dilucuti.
BACA JUGA: VIRAL Calon Prajurit Keturunan WNA Henz DJ Songjanan Dikeluarkan dari Pendidikan TNI, Ini Alasannya
Sebelum kejadian tersebut, Ade mengaku tak berniat ikut dalam aksi unjuk rasa bersama mahasiswa. Namun, ia mendukung aspirasi yang menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Saya tidak ikut demo. Saya mantau dan ingin mengatakan 'saya mendukung'," ujar Ade di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/4).
BACA JUGA: Cak Nun Ceramah di Markas PDIP: Saya Dianggap Memusuhi Megawati, Tapi Sama Setan tidak Dipermusuhkan
BEM SI menggelar aksi di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta. Dalam aksi ini, terdapat empat tuntutan yang akan disampaikan kepada anggota dewan.
Pertama, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai. Kedua adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret hingga 11 April 2022.
"Tiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode," ujar Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Kaharuddin HSN DM, Senin (11/4).
BACA JUGA: Di Markas PDIP, Cak Nun: Presiden Sekarang Sudah Benert, tapi Belum Tepat
Terakhir adalah mendesak dan menuntut DPR untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Jokowi yang hingga saat ini belum terjawab. "Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia akan menggelar aksi untuk yang kedua kalinya yang saat ini bertempat di Rumah Rakyat atau Gedung DPR RI, dengan tujuan untuk menyampaikan aspirasi dan memberikan peringatan kepada wakil rakyat terkait berbagai permasalahan yang ada," ujar Kaharuddin.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Cak Nun Ceramah di Markas PDIP: Saya Dianggap Memusuhi Megawati, Tapi Sama Setan tidak Dipermusuhkan
> Humor Gus Dur: Makan Ayam Gratis Saat Jadi Anak Kos di Mesir
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Cak Nun: Yang Mengatur Hujan Bisa Tuhan, Wakil-Wakil Tuhan, atau Makhluk Seperti Jin dan Manusia
> Humor Gus Dur: Biarkan Pendemo Lempari Rumah Soeharto, Paling Kacanya Pecah
> Humor Gus Dur: Deheman Kiai Bikin Santri yang Ketahuan Mencuri Ikan Nyaris Ngompol
> Humor Gus Dur: Pendeta Baptis Mobil Kiai, Dibalas Kiai Sunat Motor Pendeta
> Pak AR Ingin Daftar Jadi Mahasiswa Malah Diminta Jadi Dosen Agama Islam
> Asal Usul Nama-Nama Tempat di Jakarta: Dari Ancol Sampai Kampung Ambon
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
