
KURUSETRA — Rencana Indonesia yang akan pindah ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan menuai perdebatan. Banyak pihak yang merasa rencana itu akan buntu di tengah jalan karena banyak faktor, salah satunya kurangnya biaya. Ternyata batalnya pindah ibu kota pernah dialami Pemerintah Hindia Belanda.
Pelabuhan Sunda Kalapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara yang kini sudah direnovasi dulunya adalah halaman luar dari Benteng Kota Batavia. Pada abad ke-16, Benteng Batavia berada di Jalan Tongkol atau 200 meter dari pintu air pelabuhan.
BACA JUGA: Jokowi Ingin Bangun IKN, Jadi Teringat Jonggol, Desa yang Gagal Jadi Ibu Kota
Di dalam benteng kota berupa bangunan persegi empat dengan tiap sudutnya terdapat bastion sebagai tempat pertahanan bila menghadapi ancaman musuh. Benteng ini dihancurkan pada 1810 oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels karena dianggap sebagai kota yang sangat tidak sehat.
Saat itu, Deandels sudah menyiapkan sejumlah lokasi untuk memindahkan Ibu Kota, Semarang atau Surabaya menjadi pilihan. Namun, Daendels memilih ‘Weltevreden’ atau sekitar 10–15 km ke arah selatan Kota Tua.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Kaget Salam untuk Ahli Kubur Ada yang Menjawab, Ternyata Ibu-Ibu Pengajian

Dipilihnya Weltevreden yang sekarang di sekitar Gambir, karena Pemerintah Hindia Belanda kekurangan biaya. Bahkan saking kekurangannya, reruntuhan benteng digunakan untuk membangun istana di Lapangan Banteng, yang kini menjadi gedung Kementerian Keuangan.
BACA JUGA: Bacaan Doa Buka Puasa Ramadhan 2022
Di dalam benteng atau kastil Batavia terlihat sejumlah bangunan besar dari bata dengan atap genteng. Benteng Batavia merupakan pusat perdagangan VOC ke berbagai penjuru dunia.
Terdapat Istana Gubernur Jenderal, rumah dewan penasihat Hindia Belanda, para saudagar, pegawai, rumah tinggal walikota, para anggota Dewan Hindia, kepala seksi akomodasi, pemegang pembukuan, pengacara umum, para kapten, ketua sekretariat dan ruang persenjataan. Juga terdapat dapur dan tempat pembuatan roti yang merupakan makanan pokok warga Belanda.
BACA JUGA: Gus Dur: Prabowo Jangan Pulang Sekarang Nanti Kamu Dihabisi Preman Cengkareng
Terdapat pula ruangan untuk penjaga penjara dan gudang-gudang. Tidak ketinggalan rumah dokter dan apotik. Semuanya dilindungi oleh bastion dan parit pertahanan benteng yang selama 24 jam dijaga oleh militer. Meskipun pejabat VOC tinggal di dalam kastil, tetapi kebanyakan pejabat tingginya memiliki tempat tinggal kedua di luar kota atau pedesaan di luar Batavia.

Tak hanya Semarang dan Surabaya yang menjadi incaran Belanda. Bandung pun pernah menjadi calon lokasi ibu kota baru. Rencana itu lantaran setelah memindahkan ibu kota dari Pasar Ikan ke Gambir, ternyata situasinya perlahan memburuh.
Warsa 1916, Hendrik Freerk Tillema, ahli kesehatan lingkungan yang berdinas di Semarang menulis studi tentang buruknya kondisi kesehatan kota-kota di pesisir utara Jawa, termasuk Batavia. Hendrik pun kemudian mengusulkan kepada Gubernur Jenderal Johan Paul van Limburg Stirum (1916-1921) untuk memindahkan ibu kota ke daerah pegunungan, dan Bandung menjadi calon terkuat.
BACA JUGA: Asal Usul Bandung: Dari Danau Purba Jadi Tempat Dilan Jatuh Cinta
Sayangnya rencana pemindahan itu tidak terealisasi lantaran depresi ekonomi ketika zaman malaise. Kondisi diperburuk dengan meletusnya Perang Dunia II, yang membuat mimpi Hindia Belanda memindahkan Ibu Kota sirna.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Siapa Sebenarnya Siti Latifah Herawati Diah, Sampai-Sampai Sosoknya Jadi Google Doodle
> Gus Baha: Rokok Haram, Tapi…
> Haramkan Bekerja di Perusahaan Rokok, Ustadz Khalid: Sampai Kapan Anda Mau Makan yang Haram
> Humor Gus Dur: Di Pesantren Santri Dilarang Merokok, Kalau Kiai Boleh
> Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia
> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik
> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia
> Humor NU: Banyak Paham Khilafah HTI di Ibu Kota Nusantara
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
CEK DAN SIMPAN JADWAL PUASA RAMADHAN DARI KURUSETRA:

.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.
